Djawanews.com—Wiku Adisasmito, selaku Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, memberikan penjelasan terkait kenapa pemerintah menyebut kurva Covid-19 di Indonesia semakin landai. Menurutnya hal itu harus dilihat dari jumlah kasus perminggu bukan harian.
“Yang dimaksud dengan kurva melandai adalah suatu tren yang seharusnya kita melihatnya tidak boleh hanya harian, tetapi mingguan,” kata Wiku dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Kabinet RI, Senin (11/5/2020).
Kurva Meningkat di Beberapa Titik, DKI Jakarta Masih Memiliki Kasus Terbesar
Kurva Covid-19 menunjukkan meningkat dan tidaknya kasus Covid-19. Wiku Adisasmito menjelaskan tolak ukur kurva melandai atau meningkat harus dilihat dari kasus setiap minggu, bukan harian. Dan karena tren kasus Covid-19 setiap minggu mengalami penurunan maka wajar pemerintah menyebutnya melandai.
“Kurvanya tidak melandai tapi laju konteksnya, penambahannya yang menurun otomatis, jumlah total kumulatif yang akan menjadi akhirnya stagnan dan landai,” ucapnya.
Lebih lanjut Wiku mengakui bahwa sempat terjadi peningkatan kasus di beberapa daerah dan DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus yang terbesar di Indonesia.
“Provinsi DKI yang kontribusinya paling besar dan kemudian sempat melandai sedikit. Kemudian ini adalah minggu terakhir atau minggu lalu, total kasusnya 2.237,” ujar Wiku.
Menurut Wiku, meningkatnya jumlah kasus di DKI Jakarta pada bulan April disebabkan karena jumlah masyarakat yang menjalani tes Covid-19 semakin banyak.
“Kita juga bisa lihat di provinsi lainnya misalnya kita cari Jawa Barat, sebelahnya DKI sempat menurun, bagus. Terus menaik lagi pada minggu selama satu minggu. Ini total akumulatif minggu lalu,” ungkapnya.
Ikuti juga berita-berita menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.