Djawanews.com - Bank Indonesia (BI) mengakui nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih 'undervalued'. Itu berarti nilai tukar rupiah masih lebih rendah dari nilai wajarnya.
Saat ini, nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp14.200 per dollar AS.
Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih berpotensi untuk menguat.
"Apakah nilai tukar kita masih undervalued secara fundamental? Iya, karena inflasi kita rendah, defisit transaksi berjalan rendah, dan juga ekonomi kita yang membaik," kata Perry.
Tekanan yang dialami rupiah belakangan waktu dipengaruhi oleh ketidakpastian global. Di sisi lain ada kenaikan yield US treasury sejak awal tahun akibat akselerasi pertumbuhan ekonomi di AS.
"Tentu saja ada potensi-potensi nilai tukar kita menguat, namun juga ada ketidakpastian dan risiko tekanan nilai tukar dari sisi global," ujarnya.
Proyeksi BI
Di lain pihak, BI memproyeksikan penguatan nilai tukar rupiah tahun ini di level Rp14.200-Rp14.600 per dollar AS. Sementara tahun depan, rupiah diproyeksi menguat ke level Rp14.100-Rp14.500 per dollar AS.
Sementara itu, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 4,1-5,1% dan tahun depan di level 5-5,5%. Inflasi masih terkendali dengan 2-4% pada tahun ini dan tahun depan.
"Kami terus akan lakukan stabilitas nilai tukar rupiah ini dan ini didukung oleh cadangan devisa kami yang akhir bulan lalu US$ 138,8 miliar," tuturnya.