Djawanews.com – Israel pada Kamis, 17 Oktober, mengumumkan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan militer di wilayah Jalur Gaza, Palestina. Kematian Anwar dinilai bisa membuka peluang untuk menghentikan agresi militer Israel di Gaza, namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan tugas belum selesai.
Israel Defense Forces (IDF) mengatakan, Yahya Sinwar tewas dalam sebuah operasi di selatan Jalur Gaza pada Hari Rabu.
"Setelah menyelesaikan proses identifikasi jenazah, dapat dipastikan bahwa Yahya Sinwar telah terbunuh," kata IDF, melansir Reuters 18 Oktober.
Belum ada komentar langsung dari Hamas, tetapi sumber-sumber di kelompok militan tersebut mengatakan indikasi dari Gaza menunjukkan Sinwar telah terbunuh dalam operasi Israel.
Berbicara dari Yerusalem setelah kematian Sinwar dikonfirmasi, PM Netanyahu mengatakan tewasnya pemimpin Hamas itu menawarkan peluang perdamaian di Timur Tengah, tetapi memperingatkan perang di Gaza belum berakhir dan Israel akan terus berlanjut hingga para sanderanya dipulangkan.
"Hari ini kita telah menyelesaikan masalah. Hari ini kejahatan telah ditimpa masalah tetapi tugas kita masih belum selesai," kata PM Netanyahu dalam pernyataan rekaman video.
"Kepada keluarga sandera yang terkasih, saya katakan: Ini adalah momen penting dalam perang. Kami akan terus berjuang dengan kekuatan penuh hingga semua orang yang Anda cintai, orang-orang yang kami cintai, pulang," lanjutnya.
Di Israel, keluarga sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza mengatakan mereka berharap gencatan senjata sekarang untuk membawa pulang para tawanan tetapi juga khawatir orang-orang yang mereka cintai berada dalam bahaya yang lebih besar.
Terpisah, Presiden AS Joe Biden yang berbicara kepada PM Netanyahu melalui telepon untuk memberi selamat kepadanya. Sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, mengatakan kematian Sinwar memberikan kesempatan bagi konflik yang telah berlangsung lebih dari setahun di Gaza untuk akhirnya berakhir dan bagi para sandera Israel untuk dibawa pulang.