Djawanews.com – Jokowi kembali mengatakan bahwa pemerintah akan tetap menghentikan ekspor minereal dan batu bara (minerba) dalam bentuk bahan mentah. Meskipun kebijakan tersebut mendapatkan protes dari berbagai pihak negara melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Pemerintah Indonesia memastikan akan terus berjalan.
“Dengan risiko apa pun satu per satu (ekspor bahan mentah) akan saya setop. Nikel setop, ini kita digugat oleh WTO, silakan gugat. Nanti setop bauksit, setop, mesti ada yang gugat lagi silakan gugat, enggak apa-apa kita hadapi,” kata Jokowi saat meluncurkan pelepasan ekspor perdana smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (25/1), sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden. Dilansir dari Kompas.com.
Tak hanya itu, Jokowi juga kembali menekankan pentingnya hilirisasi industri dengan mulai menghentikan ekspor bahan mentah. Ia mendorong perusahaan-perusahaan agar dapat melakukan pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi ataupun setengah jadi. Dengan demikian, hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah produk.
“Ini harganya harga bahan mentah. Seperti tadi disampaikan oleh Pak Airlangga Hartarto (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian), harusnya bisa 15 kali lipat hanya dijual 30 tadi," kata Jokowi. "Padahal, kalau menjadi barang jadi bisa 700. Ini enggak bisa diterus-teruskan,” lanjut Presiden.
Presiden juga menceritakan kunjungannya ke Kabupaten Muara Enim dalam rangka peletakan batu pertama proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME). Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk melakukan hilirisasi industri tersebut.
“Tadi kembali ke DME, dimetil eter, kita punya bahan baku banyak sekali, gede sekali, kita malah impor elpiji Rp 80-an triliun setiap tahun. Terlalu nyaman kita ini, terlalu enak kita ini,” tambahnya
Hilirisasi industri, tambah Presiden, juga akan memberikan banyak keuntungan bagi negara, seperti pajak baik pribadi maupun perusahaan, hingga pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat.
“Yang paling penting membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya, bisa 7.000, kemarin di Konawe (Sulawesi Tenggara) 27.000, di Morowali (Sulawesi Tengah) 45.000, ini yang dibutuhkan rakyat,” ujar Jokowi. Karena itu, Jokowi mengapresiasi perusahaan yang telah berani melakukan hilirisasi industri bahan mineral dan tambang. Sebab, ada berbagai risiko yang harus dihadapi perusahaan tersebut.
“Saya terima kasih ada perusahaan-perusahaan seberani ini membangun dengan investasi tentu saja dengan risiko-risiko yang ada. Kita harapkan semua bahan mentah kita olah sendiri di Tanah Air,” kata Jokowi. Dilansir dari kompas.com
Baca artikel terkait berita Ekspor. Simak berita menarik lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.