Djawanews.com – Belum lama ini, Pakistan merayakan pinjaman tunai sebesar 4,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp60 triliun dari Arab Saudi. Namun langkah tersebut menuai kritik dari para ahli.
Para ahli menyoroti persyaratan dan ketentuan keras yang diberikan oleh Arab Saudi kepada Pakistan.
Dalam kesepakatan pinjaman, Pakistan tidak memiliki opsi perpanjangan dan harus membayar kembali pinjaman tersebut satu tahun setelah tanggal setoran, dengan peringatan 72 jam.
"Jika terjadi perselisihan, hukum Saudi akan berlaku. Pakistan telah menyerahkan klaim kedaulatannya atas kekebalan dari gugatan, eksekusi, lampiran atau proses hukum lainnya sehubungan dengan perjanjian setoran tunai 3 miliar dolar AS," ujar ahli, mengutip India Narrative.
Selain itu, para ahli juga melihat pada tingginya suku bunga yang dibebankan oleh Arab Saudi, tidak seperti pinjaman sebelumnya yang hampir bebas bunga.
Jika dibandingkan dengan tahun 2018 di mana Arab Saudi memberikan pinjaman 6,2 miliar dolar AS kepada Pakistan, tingkat bunga pinjaman sekarang akan membebani Pakistan 24 miliar dolar AS lebih banyak dari sebelumnya.
“Pakistan menyebut Arab Saudi sebagai saudaranya tetapi prasyarat Arab Saudi ke Pakistan dengan pinjaman 4,2 miliar dolar AS, hanya menandakan bahwa Pakistan tidak memiliki kredibilitas yang tersisa dan berdiri terisolasi secara diplomatik dan ekonomi, di ambang kehancuran,” kata pakar keuangan Pakistan, Azim M Mian.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Pakistan akan membayar kembali $3 miliar kepada Arab Saudi selambat-lambatnya satu tahun sejak tanggal deposit. Arab Saudi juga dapat menuntut pengembalian uang segera jika terjadi gagal bayar oleh Pakistan.
Express Tribune melaporkan kegagalan Pakistan untuk mematuhi ketentuan apa pun dari perjanjian setoran tunai akan menyebabkan default. Juga, kegagalan Pakistan untuk membayar utang luar negeri publik lebih dari 100 juta dolar AS akan dianggap sebagai default.
Kementerian Keuangan Pakistan dalam keterangannya membenarkan bahwa setiap nota kesepahaman (MOU) memuat ketentuan penyelesaian sengketa.
“Itu tidak berarti bahwa kedaulatan negara telah dikompromikan," tambahnya.
Sebelumnya, Arab Saudi mengumumkan tentang pinjaman 4,2 miliar dolar AS untuk Pakistan pada Oktober yakni setelah Perdana Menteri Imran Khan dan timnya mengunjungi Riyadh dan bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman.