Djawanews - Tidak ada yang salah dari penunjukan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad sebagai icon PON XX Papua. Popularitas kedua publik figur papan atas itu bisa menjangkau semua lapisan masyarakat yang tak bisa disentuh pemerintah.
Nagita Slavina dan Raffi Ahmad memang sudah ditunjuk sebagai icon PON XX Papua. Mereka berdua bergabung bersama Boaz Theofilus Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa yang dipilih jadi Duta PON XX Papua.
Keduanya diharapkan bisa bikin pesta olahraga terbesar di Indonesia ini punya taji kuat. Apalagi digelar di tempat istimewa, tanah Papua.
"Banyak sekali orang yang tidak tahu akan ada PON di Papua sebelum mereka (Raffi dan Nagita) posting, termasuk orang di Papua sendiri," kata Olvah Alhamid, model asal Fakfak, Papua Barat.
Olvah Alhamid menulis tulisan ini di akun Instagram Lambe Turah, Rabu (2/6) kemarin. Lambe Turah baru saja mengunggah foto komentar dari komika Arie Kriting yang mengomentari penunjukkan Nagita Slavina. Katanya, pemilihan Nagita Slavina dikhawatirkan dapat mendorong terjadinya Cultural Appropriation.
Redaksi djawanews sudah meminta izin kepada Olvah Alhamid untuk bisa mengutip ulang tulisan dia di Instagram. Olvah Alhamid setuju.
"Kakak Boaz menjadi Duta sudah mewakili kami orang Papua. Lagian ini kegiatan NASIONAL, siapapun yang berKTP Indonesia pantas dan berhak menjadi bagian dalam kegiatan Nasional. Apalagi yang dirasa mampu menarik masyarakat, karena tidak semua orang bisa," sambung Puteri Indonesia Intelegensia 2015 ini.
Olvah Alhamid justru senang bilang semakin banyak yang mempromosikan kegiatan PON di Papua. Dia yakin akan ada efek domino dari hajatan besar ini. Terutama di sektor perekonomian.
"Jualan Mama-Mama di Papua seperti noken, kuliner, pinang, dll juga meningkat. Itu menurut saya. Menurut saya ini masalah tidak perlu dibesar-besarkan," tutup dia.