Djawanews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengungkapkan sejumlah alasan mengapa pemerintah membuat Kurikulum Merdeka.
Pertama, Kurikulum 2013 atau yang di tahun ajaran 2021/2022 ini masih berlaku, tidak fleksibel.
“Dia (guru) tidak bisa memilih sekolah itu mau fokus di bagian mana dulu, karena sangat kaku dan tidak fleksibel,” kata Nadiem secara virtual, dilansir Kompas.com, Jumat, 11 Februari.
Ia juga mengatakan materi pembelajaran di kurikulum saat ini terlalu padat.
Menurutnya, hal itu sering kali menjadi keluhan para peserta didik. Kepadatan materi, lanjut dia, juga membuat kurangnya waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam.
“Kita sudah mendengar komplain dari anak-anak kita, di masa pandemi khususnya, materi ini terlalu padat, tidak cukup waktu untuk melakukan pembelajaran yang mendalam,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nadiem mengatakan setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda. Apabila materi pembelajaran terlalu padat, hal itu akan membuat siswa yang tertinggal justru semakin ketinggalan.
Ketiga, Nadiem mengatakan, materi pembelajaran yang ada saat ini membosankan dan kurang beragam.
“Materi kita kadang-kadang membosankan, kurang beragam, sehingga guru tidak punya banyak toolkit untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual,” kata dia.
Kemudian, ia juga mengatakan, teknologi digital belum digunakan secara maksimal untuk pembelajaran.
Oleh karena itu, kemudian Kemendikbud Ristek membuat kurikulum baru yang dirancang lebih fleksible serta fokus ke materi yang esensial.
Kemendikbud Ristek juga akan memberikan dukungan digital berupa aplikasi yang akan menjadi referensi bagi guru dalam mengembangkan praktek mengajar secara mandiri dan berbagi praktek lain.
“Bisa memberikan keleluasaan para guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik,” imbuh Nadiem.
Ia juga menjelaskan, Kurikulum Merdeka merupakan inovasi daari Kurikulum Darurat yang diluncurkan saat awal pandemi COVID-19.
“Jadi Kurikulum Merdeka itu adalah Kurikulum Darurat yang kita kembangkan supaya lebih optimal lagi,” ucapnya.
Simak warta terbaru lainnya hanya di Djawanews dan ikuti Instagram Djawanews.