Djawanews.com – Kemunculan dua klaster Covid-19 baru di Sleman, yakni klaster takziah di Plalangan, dan Klaster Blekik di Sardonoharjo membuat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali meminta Pemkab Sleman untuk memperketat kebijakan PPKM mikro.
Seperti diketahui, 44 orang positif Covid-19 di klaster takziah Plalangan, sementara Klaster Blekik di Sardonoharjo memakan korban 45 orang positif.
“Saya hanya punya harapan bagaimana Sleman itu makin ketat. Mengetatkan dalam arti pengawasan untuk tidak berkerumun. Ya [masyarakat] sering seenaknya sendiri,” kata Sultan dikutip dari Harian Jogja.
- Tidak Hanya Indonesia yang Alami Lonjakan Drastis Kasus COVID-19, 5 Negera Ini Juga Alami Hal Serupa
- Masyarakat Badui Nol Kasus COVID-19 Mirip Kota Kecil Gunnison saat Flu Spanyol Menghantam Dunia
- Komunitas Relawan COVID-19 Yogyakarta Menyerah: Berita Lonjakan Kasus Hanyalah Puncak Gunung Es dari Fakta Sebenarnya
Masyarakat yang tidak patuh protokol kesehatan disebut menjadi biang sulit dikontrolnya penyebaran Covid-19 di Sleman.
“Masih banyak kerumunan di masyarakat dengan alasan mencari makan. Demikian juga acara pesta pernikahan yang digelar meski dengan sembunyi-sembunyi. Jadi saya mohon Sleman itu memperhatikan mobilitas masyarakat untuk tidak seenaknya sendiri,” tegas Sultan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.