Djawanews.com – Afghanistan kini telah berhasil dikuasai oleh Taliban. Presiden Ashraf Ghani juga telah melarikan diri ke Uni Emirat Arab (UEA). Namun sebelum itu Afghanistan menjadi wilayah konflik yang tak pernah usai antara Taliban dengan pemerintahan yang berkuasa.
Beberapa negara tidak tinggal diam dan berusaha mendamaikan konflik antar kedua kubu. Salah satu negara yang mengambil tindakan yakni Indonesia.
Dilansir Djawanews dari laman Tempo.co, ada beberapa tindakan yang pernah dilakukan Indonesia menginisiasi perdamaian di Afghanistan. Pada 11 Mei 2018, Indonesia mengalihkan pertemuan para ulama-ulama di Afganistan ke Istana Bogor, Jawa Barat.
Sebelumnya pada 29 Januari 2018, Presiden Joko Widodo bertandang langsung ke Afghanistan. Untuk diketahui Jokowi merupakan Presiden kedua Indonesia yang pernah mengunjungi Afghanistan. Terakhir dilakukan oleh Bung Karno pada 1962.
Kunjungannya tersebut tidak lain merupakan bentuk komitmen kuat dari Indonesia mendukung perdamaian dan kesejahteraan di Afganistan.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengenang bagaimana tegangnya kunjungan resmi tersebut. Sehari sebelum kedatangan rombongan Indonesia, terjadi ledakan di Kabul yang menewaskan lebih dari 100 orang. Bahkan beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afghanistan.
Demi menjaga keselamatan, dari bandara hingga ke Istana Kepresidenan Afganistan, rombongan kepresidenan Indonesia dikawal dengan kendaraan lapis baja dan dua helikopter yang terbang di atas mobil presiden.
Namun meskipun suasana begitu menegangkan Jokowi tidak mau menggunakan rompi antipeluru yang disediakan oleh pemerintah Afganistan.
"Pas kunjungan itu, (Presiden) enggak pakai (rompi antipeluru), ke pasar juga enggak," kata Juru Bicara Presiden saat itu, Johan Budi.
Kunjungan itu membahas banyak hal, mulai dari rencana pembangunan klinik kesehatan di kompleks Indonesia Islamic Centre (IIC) di Kabul, Afghanistan hingga pertemuan ulama internasional.
Karena kunjungannya itu, Jokowi mendapatkan medali Medal of Ghazi Amanullah sebagai simbolis penghormatan atas keteguhan dan keberaniannya.