Djawanews.com – Pakar ekonomi senior Rizal Ramli mengkritik kecurigaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa kelangkaan minyak goreng diakibatkan oleh penimbunan yang dilakukan masyarakat.
Rizal Ramli menilai bahwa kecurigaan yang disampaikan hanya asal ucap atau tidak didukung data akurat. Bahkan seolah Kemendag sedang mencari kambing hitam atas kegagalan dalam menyediakan minyak goreng untuk rakyat.
“Ini apaan sih? Kementrian asal nyeplak, ndak bisa kerja dan analisa salah mulu, malah nyalahin rakyat, kebangetan,” tuturnya lewat akun Twitter pribadi, Senin 7 Maret.
Rizal Ramli lantas mengingatkan bahwa kondisi masyarakat Indonesia saat ini sedang terpuruk. Bahkan sebagian besar terpaksa bekerja harian usai terkena dampak pandemi COVID-19.
Dengan dua contoh itu saja, dapat dipastikan rakyat sedang tidak ada uang untuk melakukan pembelian besar. Apalagi menimbun barang yang sedang langka dan mahal.
“Pendapatan mayoritas rakyat kita itu harian, ndak punya uang untuk nimbun!” tegas Rizal Ramli.
Diberitakan sebelumnya, Kemendag mengaku masih kebingungan dengan kelangkaan minyak goreng. Sebab berdasarkan analisa mereka, produksi minyak goreng yang berjalan saat ini cukup untuk kebutuhan domestik.
Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko mengurai bahwa produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan, sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.
Namun, dia menilai bahwa persoalan baru lantaran terjadi kenaikan harga dan kelangkaan barang. Masalah itu adalah panic buying, di mana masyarakat melakukan pembelian besar-besaran karena khawatir tidak kebagian barang tersebut. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng.
“Tapi ini baru terindikasi,” katanya kepada wartawan, Minggu 6 Maret.