Djawanews.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut adanya potensi penduduk Indonesia yang bandel untuk tetap mudik. Meskipun pemerintah telah memberikan larangan mudik, potensi ini disebut-sebut mencapai 10 juta penduduk.
Sebagaimana diketahui, larangan mudik Lebaran 2021 dilakukan supaya kasus Covid-19 tidak kembali naik seperti tahun lalu.
Angka potensi tersebut diperolehnya berdasarkan hasil pengamatan mudik Lebaran 2020. 10 juta penduduk tersebut diperoleh dari jumlah masyarakat yang biasa melakukan tradisi mudik untuk merayakan hari raya Idulfitri.
"Seandainya dilepas tidak ada larangan itu akan ada 73 juta orang mudik dan kalau dilarang itu potensinya masih sekitar 13 persen, jadi sekitar mungkin hampir 10 jutaan (penduduk)," kata Muhadjir.
Muhadjir menyebutkan 10 juta penduduk itu hampir sama dengan dua kali lipat jumlah penduduk Singapura. Pemerintah pun berupaya lebih menekan jumlah penduduk yang bandel dengan tetap mudik.
Tak Ingin Ada Lonjakan Seperti Tahun Lalu
Muhadjir Effendy menjelaskan pemerintah harus melarang masyarakat untuk mudik. Tujuannya karena tidak ingin ada lonjakan kasus pasca hari raya Idulfitri seperti yang terjadi pada tahun lalu.
Muhadjir menyebut terdapat kenaikan kasus Covid-19 hingga 93% pada tahun lalu. Itu juga belum ditambah dengan kluster libur keagamaan lainnya. Keadaan seperti itu otomatis berdampak pada kapasitas rumah sakit yang menipis dan angka kematian kian meningkat.
"Kematian itu memang takdir Tuhan, takdir Allah, tapi kan kita juga punya tanggung jawab untuk mencegah jangan sampai terjadi kematian yang sebetulnya bisa dicegah," katanya.
"Kita kan punya hak untuk melakukan ikhtiar. Karena itu, ini lah yang menjadi dasar kenapa pemerintah tahun ini kembali menetapkan bahwa mudik ditiadakan," lanjutnya.