Djawanews.com – Pemberian dosis ketiga (booster) vaksin COVID-19 akan dilakukan setelah 50 persen populasi sasaran sudah disuntik penuh dua dosis. Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menargetkannya selesai paling cepat pada Desember 2022.
"Semua negara yang memulai booster itu dilakukan sesudah 50 persen penduduknya disuntik dua kali. Dan kita perkirakan ini akan terjadi di bulan Desember," kata Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Senin, 8 November.
Namun vaksin booster tersebut tidak gratis alias berbayar. Vaksin booster gratis hanya untuk masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
"Rencananya ke depan sudah bicarakan dengan Bapak Presiden adalah ini pertama prioritasnya lansia dulu, karena lansia tetap yang berisiko tinggi. Kedua, baru yang akan ditanggung (biayanya) oleh negara adalah yang peserta PBI," jelasnya.
Merek vaksin booster yang digunakan bisa menggunkan merek vaksin yang sama dengan dosis 1 dan 2, namun bisa juga berbeda. Sejauh ini di Indonesia telah digunakan 5 merek yakni Sinovac, Astrazeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer.
Adapun harga untuk masing-masing merek vaksin tersebut adalah sebagai berikut.
Berdasarkan vaccine market dashboard UNICEF, harga Sinovac di Indonesia berkisar USD13,6 atau setara dengan Rp193 ribu per dosis (kurs dolar Rp 14.200). Menurut keterangan PT Bio Farma pada 19 Oktober 2020, harga vaksin Sinovac di kisaran Rp 200 ribu.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut harga vaksin Sinovac USD 6 atau sekitar Rp 85 ribu per dosis, dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI pada 8 April.
- Astrazeneca
Data UNICEF menunjukkan Astrazeneca digunakan di Uni Eropa, Amerika Serikat, Brasil, hingga India dengan kisaran harga USD2,19 sampai USD13,27 per dosis. Sementara di Filipina, yang merupakan tetangga Indonesia, harga vaksin Astrazeneca di angka USD5 atau sekitar Rp71 ribu per dosis.
- Sinopharm
Berdasarkan data UNICEF, harga vaksin Sinopharm termurah di Argentina sebesar USD9 atau sekitar Rp128 ribu per dosis, sedangkan yang termahal di Hongaria mencapai USD36 atau Rp511 ribu per dosis.
Sementara di Indonesia, Sinopharm digunakan untuk program Vaksin Gotong Royong. Pemerintah telah mengatur tarif vaksin Sinopharm sebesar Rp 321.660 sekali dosis.
Namun menurut keterangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada 24 Agustus 2021, harga vaksin Sinopharm sudah turun 41 persen menjadi Rp188 ribu per dosis.
- Moderna
Harga Moderna bervariasi dari kisaran USD10 hingga USD 37 per dosis. Vaksin in digunakan di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, hingga Argentina.
Di Amerika, di mana vaksin Moderna diproduksi, harganya di angka USD15 atau sekitar Rp213 ribu per dosis. Sementara di Botswana, salah satu negara Afrika, harga vaksin Moderna mencapai USD28,88 atau Rp409 ribu per dosis.
- Pfizer
Harga paling murah dari vaksin Pfizer ada di Afrika Selatan yakni USD10 atau Rp142 ribu per dosis, dan termahal di Uni Eropa USD23,15 atau sekitar Rp328 ribu per dosis. Sementara di AS, harga vaksin Pfizer USD19,5 atau Rp277 ribu per dosis.