Djawanews.com – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, pada Selasa (19/1) mengungkapkan presentase erupsi eksplosif Gunung Merapi.
“Per 15 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif 40 persen dan eksplosif 21 persen, sehingga potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam menurun signifikan,” ungkap Hanik dikutip dari Harian Jogja.
Artinya, ada kemungkinan bahwa Gunung Merapi hanya mengeluarkan erupsi efusif berupa guguran lava pijar dan awan panas sejauh maksimal 1.800 meter.
Menurutnya, erupsi efusif yang mengarah ke barat daya ini masih jauh dari pemukiman warga.
“Sampai dengan saat ini terjadi 10 kali awan panas yaitu pada tanggal 7 [4 kali] , 9, 13, 16 [2 kali], 18, dan 19 Januari 2021, dominasi luncuran sekitar 500 meter,” lanjutnya.
“Jarak awan panas maksimal 1,8 km. Masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km,” jelas Hanik.
Simak terus perkembangan Gunung Merapi. Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.