Djawanews.com – Di tengah panasnya pertarungan kontestasi politik Pilkada Solo, sejumlah pecinta kucing di Solo Raya digegerkan dengan adanya pembunuh kucing misterius. Para pecinta yang tergabung dalam wadah Rumah Difabel Meong itu menyebut wilayah Solo Raya darurat penembakan kucing.
Hal itu disebabkan maraknya kasus penembakan kucing dengan senapan angin. Sampai hari ini, sudah ada delapan kucing yang mati dalam delapan bulan terakhir.
Dilansir dari Viva, pendiri Rumah Difabel Meong, Yuli Hening, mengatakan bahwa kasus yang terjadi selama delapan bulan terakhir terjadi di kota dan kabupaten eks Karesidenan Surakarta.
"Jumlah kasus penembakan kucing selama delapan bulan itu cukup fantastis. Dari jumlah delapan ekor kucing itu jika ditambah dengan kasus penembakan dua tahun lalu, terakhir jumlah menjadi 11 ekor kucing," ujar Yuli di kantor Peradi Solo, Selasa (15/9/2020).
Yuli menilai, selama delapan bulan tersebut, kasus penembakan kucing pertama kali terjadi di Boyolali. Kucing itu ditembak dengan lima peluru. Setelah dirawat, tiga peluru berhasil diambil dan dua lainnya tak bisa dan dibiarkan bersarang dalam tubuh kucing. Ia juga mengatakan bahwa saat ini kondisi kucing tersebut sedang drop, namun masih bisa berjalan dan bertahan.
Penembakan tidak hanya menimpa kucing liar saja, namun kucing peliharaan. Yuli mengatakan bahwa kucing peliharaan ditembak di Karanganyar yang menyebabkan paha kucing terluka.
"Kucingnya ini ada dan berpemilik. Terus kita juga mengantongi pelaku, nama dan alamat pelaku, pasalnya selama ini kucing lainnya yang ditembak itu tidak berpemilik dan tidak ada payung hukumnya. Jadi susah kalau tidak berpemilik untuk diproses hukum," katanya.
Maraknya kasus penembakan kucing membuat Rumah Difabel Meong memutuskan untuk mendatangi Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Solo. Mereka berencana melakukan konsultasi dan dengar pendapat agar bisa membawa kasus ini ke ranah hukum.
"Selain melaporkan ke polisi, kita juga akan public hearing dengan DPRD Karanganyar dan bupati. Target kita adalah lahirnya perbup penembakan kucing," kata Yuli.
Menanggapi hal ini, Ketua Peradi Solo, Badrus Zaman, mendorong agar komintas pecinta kucing itu melaporkan kasus ini ke kepolisian. Karena tindakan penembakan kucing ini juga merupakan perilaku yang salah.
"Besok coba kita laporkan di Polres Karanganyar. Entah nanti itu bisa jalan atau tidak, menurut saya tidak persoalan. Itu untuk pembelajaran kepada masyarakat agar tidak melakukan penembakan seperti itu," katanya.
Untuk memantau perkembangan pembunuhan kucing misterius dan berita Jateng, kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.