Djawanews.com – Ketua Dewan Pakar IDI Profesor Menaldi Rasmin mengungkapkan penyintas Covid-19 yang sudah dinyatakan negatif, tetap berpotensi mengalami gejala yang ditimbulkan akibat terjangkit virus tersebut hingga berbulan-bulan lamanya. Gejala ini disebut sebagai long Covid.
"Setelah sembuh dari Covid-19 ada long covid. Datanya saat ini 21 persen penyintas Covid-19 berpotensi mengalami bekas Covid dan mengalami gejala long Covid," kata Profesor Menaldi Rasmin dikutip dari CNN.
“Kondisi long Covid itu ditandai dengan struktur di paru-paru yang rentan terhadap infeksi berulang. Paru-paru juga mengalami gangguan fungsi dalam menghirup oksigen karena munculnya jaringan parut. Jaringan parut membuat paru-paru menjadi kaku dan sulit mendapatkan oksigen,” lanjutnya.
"Jadi oksigennya enggak cukup, ini bisa berdampak ke jantung, organ lain terpengaruh, seperti saraf dan sebagainya," jelas Menaldi.
Terpisah, dokter spesialis penyakit dalam Eka Ginanjar mengungkapkan gejala lain yang dirasakan pengidap long Covid.
"Kebanyakan sesak karena ada jaringan parut, tidak bisa beraktivitas normal, satu dua ada yang rambut rontok, ini masih diselidiki," jelas Eka.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.