Djawanews.com – Setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan menarik rem darurat dalam konteks penanganan Covid-19, kini giliran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ia dikabarkan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk segera tarik rem darurat untuk mencegah penularan Covid-19. Keputusan itu muncul karena kasus virus Corona di Kota Semarang terus menunjukkan kenaikan, yang diimbangi dengan adanya klaster baru.
"Saya minta Kota Semarang segera menarik rem darurat, meskipun secara harfiah tidak melakukan PSBB seperti DKI Jakarta, namun tetap harus dilakukan pengetatan-pengetatan," ungkap Ganjar yang dikutip dari Kumparan, Senin (14/9).
Ganjar menilai, Pemkot Semarang saat ini perlu membatasi pergerakan warganya agar tak sebebas dulu.
"Dan Semarang memang layak mengatur lagi tingkat kebebasan warganya, supaya tidak seperti ini, tidak sebebas seperti saat ini," tegasnya.
Pembatasan termasuk melakukan penataan ulang di destinasi kuliner, wisata, pasar, perkantoran, dan lain sebagainya. Hal itu dilakukan untuk mencegah tidak adanya klaster penularan Covid-19 yang baru.
"Warung Bu Fat di Semarang jadi klaster, artinya ada potensi warung lain juga terjadi seperti itu. Maka saya minta Pemkot Semarang melakukan penataan ulang pada warung makan, destinasi wisata, dan perkantoran," jelasnya.
Sebagai informasi, per hari ini, Senin (14/9) berdasarkan laman siagacorona.semarangkota.go.id kasus positif Covid-19 di Kota Semarang berjumlah 7.001 kasus. Jumlah tersebut meliputi 481 pasien dirawat, 5.820 sembuh, dan 700 meninggal dunia.
Kunjungi situs resmi Pewarta Harian Online Djawanews untuk memantau kebijakan Ganjar Pranowo dan berita Jateng. Anda juga bisa mengikuti Djawanews melalui akun media sosial Instagram @djawanews dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.