Hari Lanjut Usia Internasional jadi salah satu momen penting untuk mengevaluasi, bagaimana memperlakukan Lansia dengan tepat dan bijak.
Dunia semakin modern dan roda kehidupan bergerak semakin cepat. Kondisi tersebut mengharuskan manusia untuk tetap bergerak dinamis. Pergerakan tidak hanya mencakup ruang gerak, pengetahuan, dan hal lain yang bisa dilakukan oleh anak muda, namun semua masyarakat. Tidak terkecuali para lansia. Di era modern ini, lansia mendapat perhatian dunia secara khusus melalui Hari Lanjut Usia Internasional.
International Day of Older Persons atau Hari Lanjut Usia Internasional selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Hari tersebut diputuskan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 14 Desember 1990. Adanya hari lansia ini, masalah sosial terkait lansia jadi tantangan tersendiri dalam menghadapi dunia modern.
Inti dari Hari Lanjut Usia Internasional adalah masalah hak asasi manusia
Diambil dari situs resmi PBB (United Nations) di un.org, saat ini, hampir 700 juta orang kini berusia di atas 60 tahun. Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah di angka 2 miliar orang. Artinya, lebih dari 20 persen populasi di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih.
Peningkatan jumlah lansia di dunia akan banyak terjadi di Asia, termasuk Indonesia. Karena jumlah penduduk di Asia dinilai lebih padat daripada di negara maju. Peningkatan jumlah penduduk lansia di dunia, termasuk Asia harus benar-benar diperhatikan secara serius. Meski tidak memiliki dampak secarta langsung, populasi Lansia di suatu negara akan berpengaruh pada kemajuan teknologi, ekonomi, kemanusiaan, dan lain sebagainya.
Dunia modern selalu diidentikkan dengan kecepatan. Baik kecepatan dalam ilmu pengetahuan, komunikasi, ruang gerak, dan sebagainya. Manusia yang hidup di dunia modern tentu harus bisa mengimbangi atmosfir yang terbentuk di dunia modern. Di sisi lain, orang-orang yang mulai menemui usia senjanya mulai memiliki keterbatasan masing-masing.
Keterbatasan manusia yang telah lanjut usia tidak hanya mencakup kemampuan tubuhnya, namun juga kebudayaannya. Kebudayaan yang masih diamalkan masyarakat lansia sedikit banyak menemui perubahan. Untuk menyesuaikan dunia modern dengan kondisi masyarakat lansia, bisa dilakukan upaya-upaya khusus.
Upaya-upaya tersebut harus dilakukan untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Para Lansia juga memiliki hak untuk beraktivitas, bekerja, dan mengikuti perkembangan zaman. Meski tubuh dan ruang gerak Lansia terbatas, masyarakat secara keseluruhan harus ikut memberikan penyesuaian.
Penyesuaian bagi masyarakat Lansia seharusnya dilakukan setiap tahun. Untuk melakukannya, masyarakat di dunia dapat memanfaatkan momen Hari Lanjut Usia Internasional. Momen tersebut jadi waktu yang tepat untuk kembali mengevaluasi kontribusi masyarakat Lansia terhadap sosialnya.
Penyesuaian yang diberikan kepada lansia secara luas dapat dilakukan melalui berbagai cara. Mulai dari penyesuaian fasilitas umum, pemikiran, jaminan sosial dari negara, dan masih banyak lagi. Penyesuaian ini bertujuan untuk membawa masyarakat dalam kehidupan yang lebih baik, tidak terkecuali masyarakat Lansia.
Terkait penyesuaian terhadap masyarakat Lansia, Indonesia sebagai negara berkembang ternyata telah melakukan hal tersebut. Kebudayaan yang dimiliki Indonesia secara tersirat telah mengatur sikap dan kewajiban masyarakat terhadap para Lansia. Mulai dari tutur kata yang sopan, kewajiban yang harus ditunaikan, dan sebagainya.
Meski Indonesia memiliki peraturan tak tertulis yang menyangkut lansia, di Hari Lanjut Usia Internasional, masyarakat juga harus berbenah setiap tahunnya. Demi tegaknya hak asasi manusia secara adil dan merata.