Djawanews.com – Pencarian putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril masih terus dilakukan di Sungai Aare di Bern, Swiss. Ridwan Kamil sendiri memperpanjang cuti sebagai Gubernur Jabar untuk ikut langsung melakukan pencarian bersama pihak berwenang.
Di tengah kabar duka soal hilangnya Eril, aksi aksi sejumlah netizen Indonesia yang ramai memberi rating satu terhadap sungai Aare di Google menjadi sorotan. Aksi ini tak ayal langsung merosotkan rating sungai tersebut.
Hal itu disoroti situs berita daring Swiss, 20mich.ch dan Blick.ch yang sibuk memberitakan penurunan ulasan Sungai Aare oleh netizen Indonesia.
Dilansir pada Minggu (29/5/2022), kedua situs itu memiliki isi berita hampir serupa, dengan pembukaannya menyebut bahwa putra Eril raib sejak Kamis pagi, dan berhubung ia menghilang di Aare, sungai itu kini mendapatkan review negatif.
“Putra gubernur dan calon presiden Indonesia Ridwan Kamil telah hilang sejak Kamis pagi. Karena menghilang saat berenang di Aare, sungai tersebut kini mendapatkan ratusan review negatif di Google,” tulis 20mich.ch dan Blick.ch, dalam terjemahan Bahasa Indonesia dikutip dari wartaekonomi.com.
Setelahnya, kedua media Swiss itu mulai membeberkan bagaimana duduk perkaranya, yang akhirnya membuat Aare menuai bintang satu di Google.
Menurut mereka, Eril, yang berusia 23 tahun awalnya hilang di daerah Bern sejak Kamis pagi. Seperti dilaporkan oleh kepolisian Bern, sebuah laporan diterima tak lama setelah pukul 09.45 tentang tiga orang yang berenang di Aare, dan berada dalam masalah.
Juru bicara kepolisian daerah itu kemudian mengatakan bahwa dua wanita muda berhasil diselamatkan dari sungai oleh penduduk setempat. Namun, sejak itu tidak ada jejak orang ketiga, lanjut 20mich.ch.
Dikatakan pula bahwa pencarian intensif masih berlangsung di wilayah antara Eichholz dan Marzili. Kendati begitu, sejauh ini, upaya belum membuahkan hasil.
“KBRI Bern juga mengumumkan bahwa orang yang hilang itu ternyata adalah Emmeril Kahn Mumtadz (23). Ia adalah putra sulung Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. Rupanya, Mumtadz berada di Bern untuk mencari tahu tentang program magister di universitas tersebut.”
“Bahkan pada hari Sabtu, dua hari setelah kejadian, tidak ada jejak dari korban yang hilang itu. Pencarian berlanjut. Sungai Aare saat ini keruh dan arusnya telah memperburuk keadaan,” ungkap Blick.ch mengutip cuitan kepolisian setempat di Twitter.
Netizen Indonesia Disebut Absurd
Mengawali kalimatnya dengan sebutan ‘sangat absurd atau tidak masuk akal’, Blick.ch kemudian menggambarkan aksi netizen Indonesia yang beri ulasan buruk untuk Aare.
Dikatakan bahwa seiring dengan hilangnya Eril, kini banyak pengguna internet dari Indonesia yang menilai Aare dengan bintang satu. Alasannya pun menurut pantauan Blick.ch adalah lantaran warganet Indonesia mengeklaim sungai itu tidak aman atau bahkan ‘ada penunggunya’.
“Sangat tidak masuk akal: Banyak pengguna internet Indonesia kini juga mulai menilai Aare di Google Maps dengan satu bintang, seperti dilansir reporter pembaca Blick, Sabtu. Alasan mereka: Sungai itu ‘terlalu tidak aman’, Mumtadz ‘masih belum ditemukan’ atau hanya menulis: ‘sungai yang buruk’.”
“Beberapa komentar juga berbicara tentang apa yang disebut ‘Penunggu’, yaitu roh dari suatu tempat yang mendiami sungai. Tapi: Ada juga suara lain di ulasan Google. Mereka mengatakan bahwa tidak ada yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas insiden tersebut,” tulis Blick.ch.
Sungai Aare Harus Ditutup
Sementara itu, 20mich.ch menjabarkan soal komentar netizen Indonesia yang menggambarkan Aare berbahaya, hingga sampai ada yang meminta sungai itu untuk ditutup.
“Tak terhitung orang Indonesia yang telah menggunakan fungsi ulasan Google untuk mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap Emmeril Mumtadz. Ketika melihat peringkat, terlihat bahwa banyak ulasan yang baru saja ditinggalkan memberi sungai Swiss hanya satu bintang. Mereka hampir semuanya berasal dari akun dengan nama Indonesia.”
“Banyak yang menggambarkan sungai itu berbahaya, beberapa menyerukan agar sungai ditutup karena arus kuat yang terjadi di beberapa bagian Aare dan kemungkinan besar berakibat fatal bagi Mumtadz,” kata situs tersebut sembari menambahkan bahwa ada pula komentar agar tidak menghakimi situasi keamanan di sebuah negara yang belum pernah mereka kunjungi.
“Berbagai peringkat bintang lima baru juga dapat ditemukan, beberapa malu negara mereka karena kampanye melawan sungai tersebut. Yang lain tampaknya ingin mengambil sikap politik dengan penilaian mereka,” tambah 20mich.ch.
Dalam penutupnya, 20mich.ch kembali menginfokan soal Eril, berserta ciri-ciri fisiknya, dan permintaan agar siapa saja yang melihat untuk menghubungi KBRI Bern.
“Emmeril Mumtadz berusia 23 tahun, rambut hitam, tinggi sekitar 175 cm, mengenakan kemeja biru dan celana pendek hitam. Dia bepergian di Swiss sebagai turis. Jika Anda menemukan pria tersebut, harap menghubungi KBRI Bern di 0786210541,” pungkas 20mich.ch.