Djawanews.com – Pandemi Covid-19 belum lagi menunjukkan tanda akan berakhir, Jayasree K. Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, mengungkapkan ancaman munculnya pandemi besar lanjutan dari wabah virus Nipah.
Virus Nipah yang saat ini tengah melanda China disebut memiliki tingkat kematian 75 persen.
“Virus Nipah merupakan penyakit menular lain yang tidak kalah mengkhawatirkan. Nipah bisa meledak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang resisten terhadap obat," jelas Jayasree K. Iyer.
Virus Nipah diyakini dapat menginfeksi manusia dan berbagai jenis hewan. Penularannya dapat melalui kontak langsung maupun mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Virus ini dianggap lebih berbahaya karena memiliki masa inkubasi sangat lama yaitu 45 hari. Sehingga risiko seseorang tidak sadar tengah tertular menjadi lebih besar.
Korban yang terjangkit virus Nipah pun dapat merasakan kondisi kesehatan yang tak kalah buruk dari Covid-19 yaitu batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, hingga ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang hingga kematian.
Laporan The Guardian menyebut tidak ada satupun perusahaan farmasi besar di dunia yang siap jika pandemi virus Nipah meledak.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.