Djawanews.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah memberikan laporan terbru soal jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa saat kasus telah mencapai 325 orang per Selasa (1/11), yang berarti penambahan sebanyak 21 kasus dari hari sebelumnya.
"Jadi data per kemarin yang kita bisa monitor, ada 325 kasus ginjal akut di seluruh Indonesia. Dan memang ada konsentrasi di beberapa provinsi tertentu, khsuusnya di daerah Sumatera Utara, daerah Jawa bagian barat dan timur, dan juga daerah Sulawesi Selatan," kata Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR pada Rabu, 2 November.
Budi merinci, berdasarkan sebaran usia, gangguan ginjal akut progresif atipikal terbanyak ditemukan pada usia 1-5 tahun yakni 169 kasus. Disusul 75 kasus pada anak usia kurang dari setahun, 42 kasus dari anak usia 6-10 tahun, dan 39 kasus pada anak usia 11-18 tahun.
"Dan kasus meninggalnya sekarang 178 dari 325 kasus, sekitar 54 persen. Ini sudah menurun dari kondisi sebelumnya yang sempat mencapai hampir 60 persen," kata dia.
Lebih lanjut, Budi mengklaim terjadi penurunan temuan kasus konfirmasi dan kematian gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia setelah Kementerian Kesehatan menyetop sementara penjualan dan penggunaan obat dalam sediaan cair atau sirop pada 18 Oktober.
Selain itu, Kemenkes sudah mulai memberikan obat penawar atau antidotum dengan merek Fomepizole kepada pasien. Ia menyebut pemberian obat itu cukup efektif diberikan pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta.
Budi juga memastikan pembiayaan pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di fasilitas kesehatan ditanggung pemerintah alias gratis untuk pasien. "Jadi kondisi sampai sekarang, dari jumlah kasus baru maupun kematian sudah turun secara drastis," ujar Budi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.