Djawanews - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Siapa pengganti Hadi? Dari AD, AU atau AL?
Untuk informasi, ada tiga calon kuat yang bisa menduduki posisi itu. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Bagi Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon, KSAD Jenderal Andika Perkasa dinilai paling berpeluang untuk menjadi calon Panglima TNI. Analisa Effendi, Andika paling tepat jika melihat kebutuhan TNI yang sangat mendesak untuk saat ini.
Meskipun Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memiliki peluang yang sama.
"Jadi sebenarnya tidak ada istilah jatah, karena di situ kan dapat atau bisa bergiliran. Tapi kalau melihat dari kebutuhan TNI, yang sangat mendesak di mana kita ingin konsolidasi kekuatan, itu memang dari 3 kepala staf yang memang sangat berpeluang. Tapi yang punya kemampuan mumpuni ya Jenderal Andika Perkasa, pak KSAD sekarang," ujar Effendi di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni.
Namun, lanjutnya, walaupun semua kepala staf tersebut memenuhi persyaratan untuk menjadi panglima, keputusan politik tetap dari Presiden Joko Widodo.
"Jadi kita lihat, sepertinya bulan Juli ini akan ada pergantian," kata Effendi.
Politikus PDIP itu menyebutkan Komisi I DPR secara bulat menyetujui Andika Perkasa mengikuti uji kelayakan dan kepatutan sebagai Panglima TNI di DPR.
"Iya (menyetujui). Kalau Pak Andika jadi Panglima TNI," tegas Effendi.
"Kadang kita seloroh juga kalau jenderal jadi panglima TNI lihat alokasi anggaran kecil banget," sambungnya.
Namun menurut Effendi Simbolon, keputusan tetap berada di Presiden Jokowi sebagai panglima tertinggi. Meskipun pihaknya melihat Andika paling berpeluang.
"Saya melihat peluangnya, tapi kembali lagi apakah Presiden Jokowi berkenan kepada sosok Jenderal Andika untuk waktu dekat ini menjadi Panglima TNI? Kalau berkenan maka prosesnya ada kurang dari 2 tahun, masih banyak hal pembenahan di tubuh TNI sendiri," tutupnya.