Djawanews.com – Di era pandemi Covid-19, para pelaku seni memiliki berbagai keterbatasan dalam menggelar sebuah acara. Hal itu terjadi lantaran Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta sampai hari ini masih membatasi kegiatan yang bersifat mengundang kerumunan. Sebagai alternatif mengatasi hal tersebut, Komunitas Sakatoya mengadakan sebuah projek yang bernama Cumbanarasa Project.
Produser dan sutradara Cumbanarasa Project, B.M. Anggana, menjelaskan bahwa Cumbanarasa Project adalah proyek mandiri penerbitan seni pertunjukan ke dalam bentuk artefak fisik.
“Cita-citanya ialah mengkonversi seni pertunjukan menjadi sesuatu yang bersifat collectable sehingga tak hanya selesai di ingatan. Harapannya penonton dapat mempersiapkan ruang dan waktunya secara lebih spesifik ketika hendak menikmati karya. Tenang dari distraksi sosial media dan sedikit lega dari ledakan data digital di dunia maya,” kata B.M. Anggana dalam keterangan resmi yang didapat Tim Djawanews, Kamis, (23/7/2020).
Di penerbitan pertama dalam rangkaian Cumbanarasa Project, Komunitas Sakatoya akan menyajikan digital intimate music perfomance berjudul VULCRUM – A SONIC ANTHOLOGY. Musik ini merupakan karya Jenar Kidjing, seorang komposer musik teater dan pertunjukan.
“Ada 11 nomor yang tampil di sini, sebagian adalah yang memiliki sejarah kelahiran melalui rahim teater, sebagian lainnya adalah yang lahir mandiri. Seluruhnya disarikan ulang dan hadir dalam satu rumah penceritaan baru, di mana anekaria instrumentasi, ansamble, dan compository mewujud dalam wajahnya masing-masing,” ungkap Jenar Kidjing selaku seniman.
Sedangkan pertunjukan musik sendiri akan dikemas dalam bentuk digital video dan audio track. Dari sini gagasan Vulcrum ditafsirkan secara visual menjadi graphic design yang diaplikasikan ke beberapa produk fisik.
Selain itu, sebagai respon seni pertunjukan di masa pandemi, projek daring akan diagendakan dalam pra-terbit karya, yang dilaksanakan pada tanggal 26-28 Juli 2020. Penonton bisa berpartisipasi dalam pertunjukkan ini. Namun, panitia tetap membatasi jumlah peserta yakni maksimal sebanyak 55 orang.
55 orang itu nanti diperbolehkan untuk memberikan sebuah catatan, yang nantinya akan diikutkan sebagai bagian dari artefak fisik. Sedangkan untuk pecinta seni lain dan masyarakat umum bisa memesan keseluruhan set artefak fisik di akhir Juli 2020 melalui akun instagram @komunitassakatoya.