Djawanews.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan bahwa para pelaku kejahatan jalanan harus segera diproses hukum tanpa tebang pilih. Kejahatan remaja jalanan itu merupakan fenomena di Jogja yang dikenal dengan istilah klitih.
Pernyataan Sri Sultan Hamengku menanggapi munculnya kembali kasus kejahatan jalanan pada Minggu (3/4) dini hari. Korbannya adalah Daffa Adzin Albazith (17), warga Kebumen, Jawa Tengah, pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
“Ini pelanggaran pidana, saya kira dicari aja diproses. Kalau saya itu sudah berlebih kalau itu. Diproses saja secara hukum,” kata Sultan pada Senin, 4 April.
Sultan berharap kepolisian segera menangkap pelaku. Sekalipun pelakunya ini masuk kategori remaja hingga anak-anak, ia meminta proses hukum tetap berjalan karena sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia. Sultan mendorong polisi tidak menerapkan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan.
“Iya (diproses hukum) perkara nanti (pelaku) anak ini pidana ya sampai meninggal ya. Penegak hukum bisa cari cara dia diproses di pengadilan,” tegas Sultan.
“Kalau saya itu melanggar hukum. Bukan klitih kenakalan anak saja, tapi sudah terlalu jauh,” sambungnya.
Sri Sultan Jogja Pemda dan Petugas Keamanan Belum Bisa Atasi Masalah Klitih Secara Penuh
Bagi Sri Sultan Jogja, pemda dan petugas keamanan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri menangani persoalan kejahatan jalanan yang bak telah mengakar ini. Faktor lingkungan, seperti masyarakat atau orang tua juga memiliki andil besar dalam mengontrol aktivitas anak-anak mereka, termasuk selama bulan ramadan ini.
“Seperti itu bisa tapi di bulan apapun bisa terjadi. Saya nggak bisa mengatakan itu ya atau tidak karena yang namanya kejahatan bisa terjadi kapan pun,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Daffa Adzin Albazith tewas usai menjadi korban aksi kejahatan jalanan di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (3/4) dini hari. Polisi menyebut korban bersama beberapa rekannya sempat kejar mengejar dengan rombongan terduga pelaku yang membleyer atau memainkan gas motor di depan warung tempat Daffa cs sedang memesan makanan.
Daffa tewas usai terkena ayunan gir bertali pada bagian kepala. Ia sempat dirawat di RSPAU Hardjolukito sebelum dinyatakan meninggal pada Minggu pagi. Sementara dari pihak SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyebut Daffa dan rekan-rekannya tengah mencari makan sahur sebelum insiden berdarah itu terjadi. Jenazah korban sudah dimakamkan di Kebumen Minggu kemarin. Insiden ini kemudian direspon Sri Sultan Jogja dengan permintaan untuk penegakan hukum tanpa pandang bulu atau umur.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.