Djawanews.com – Tindakan represif aparat terhadap warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dikecam berbagai pihak. Salah satunya Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Alissa Wahid.
Alissa Wahid dengan tegas meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menghentikan semua pekerjaan sebelum menemukan titik terang dengan warga yang kontra.
“Atas nama @GUSDURians, meminta Kapolda Jateng membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng pak Ganjar pranowo untuk menunda pengukuran dan lain-lain sampai kita selesai bermusyawarah dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat Negara," kata Alissa Wahid dikutip dari cuitan akun Twitternya @AlissaWahid, Jumat 11 Februari 2022.
Lebih lanjut, wanita bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid tidak menentang rencana pemerintah untuk membangun bendungan Bener Purworejo tersebut. Akan tetapi putri sulung Gus Dur ini mengingatkan pemerintah untuk tidak memaksa semua warga Wadas melepas tanahnya.
"Ya monggo bangun bendungan kalau memang maunya begitu. Ambil andesitnya dari tempat yang warganya menolak. Dan yang terpenting jangan pakai kekerasan saat menghadapi rakyat kecil. Gitu aja kok repot,"ujarnya.
Sontak cuitan Alissa Wahid tersebut dibanjiri komentar netizen. Tak sedikit dari mereka yang setuju dengan pendapat perempuan kelahiran Jombang itu.
"Solutif gak bikin resah, gak sibuk pejabat batah, gak tambah biaya,gak kerahkan pasukan, masyarakat bisa tentram, alam lebih terjaga," tulis seorang netizen..
"Memang yang disampaikan mbak Alissa sudah bener, silahkan dibangun dan ambil batu andesitnya dari tanah warga yang setuju atau tidak menolak, kemudian aparat keamanannya jangan pakai kekerasan," komentar netizen lainnya.