Djawanews.com – Terkait dengan penurunan produksi cabai di Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kulonprogo, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Juliwati, menyatakan tidak hanya KWT pengolah cabai yang terdampak Covid-19.
Juliwati mengungkapkan jika masih banyak sektor-sektor lainnya yang terdampak pandemi Covid-19. Meskipun demikian, pihaknya tetap melakukan pendampingan agar KWT pengolahan cabai tetap bertahan.
Kendati demikian Juliawati juga mengimbau agar tetap bertahan di tengah badai Covid-19, berbagai industri harus melakukan inovasi produk yang disesuaikan dengan minat pasar.
“Kebetulan KWT pengolah cabai di Kulonprogo baru ada ini [KWT Melati]. Tapi saat ini kami sedang pelatihan di beberapa kapanewon, supaya yang lain juga bisa berkembang. Karena tidak mudah melakukan olahan cabai, perlu lihat pasar dulu seperti apa minat konsumen. Nggak semua langsung bisa langsung diolah,” jelas Juliawati dilansir dari Harian Jogja (19/8).
Juliawati menyatakan jika terdapat lahan seluas 2.400 hektare yang khusus ditanami cabai saat ini. kemudian hasil panen dari lahan yang beradai di pesisir tersebut biasa dipasarkan ke Pasar Induk Jakarta. “Ada permasalahan saat pandemi ini, turun harga,” keluhnya.
Sementara itu, Kasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bidang Hortikultura DPP Kulonprogo, Jayeng Purwadi menambahkan jika sekarang pola pikir yang dipegang kelompok tani harus mengacu pada agribisnis.
Menurut Jayeng, anggota kelompok tani tidak hanya dituntut untuk dapat menanam tanaman, melainkan juga memasarkannya.
“Jangan hanya menanam, ada solusi agribinsis. Yang dipegang pemasarannya dulu,” tungkas Jayeng.
Selain imbauan dari Kepala Bidang Hortikultura DPP Kulonprogo, simak juga berita menarik lainnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.