Djawanews.com – Kementerian Agama (Kemenag) memberikan bantuan sebesar Rp13,2 miliar untuk membangun kembali madrasah yang rusak berat akibat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat pada Januari lalu. Jumlah total madrasah yang diberikan adalah 64 madrasah.
"Anggaran Rp13,2 miliar akan disalurkan ke 64 madrasah, terdiri atas 6 Madrasah Aliyah, 22 Madrasah Tsanawiyah, 21 Madrasah Ibtidaiyah, dan 15 Raudlatul Athfal," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dikutip ANTARA, Kamis 2 Maret.
Dhani mengatakan bantuan bersumber dari dana program Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) atau yang lebih dikenal dengan Madrasah Reform.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk kepedulian Kemenag kepada madrasah terdampak gempa agar dapat segera memberikan layanan pendidikan.
Sementara itu, Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Moh. Ishom mengatakan bantuan yang diberikan beragam, sesuai kondisi kerusakan madrasah, mulai dari rusak berat, sedang, dan rusak ringan.
Ia menyebut seluruh madrasah penerima bantuan sudah disurvei, didata, dan dilakukan asesmen oleh ahli konstruksi dari Bank Dunia dan Kemenag.
"Yang pasti, madrasah penerima bantuan terdaftar secara resmi di Kemenag sebagai satuan pendidikan dan termuat dalam data EMIS Kemenag RI," kata dia.
Ketua Project Management Unit Realizing (PMU) REP-MEQR Abdul Rouf mengatakan proses pencairan akan dilakukan oleh bank penyalur yang telah bekerja sama dengan Kemenag.
Saat ini, kata dia, madrasah yang akan menerima bantuan, sudah menerima Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait penggunaan dana bantuan.
"Semua proses pencairan, tidak ada potongan apa pun. Jika ada pihak-pihak yang melakukan pemotongan di luar peraturan perundang-undangan, harap melaporkan ke pihak Kemenag," kata dia.