Djawanews - Wiranto membeberkan alasannya meninggalkan Partai Hanura yang kini dinahkodai Oesman Sapta Odang (OSO). Dirinya mengibaratkan Partai Hanura sebagai sebuah kapal perang. Menurutnya, navigasi kapal Hanura tidak sesuai dengan pemikirannya.
"Karena satu dan lain hal di mana navigasinya tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, terpaksa saya melepaskan kapal perang itu," kata Wiranto di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5).
Wiranto mengatakan sebenarnya masih banyak kader Hanura yang potensial. Oleh karena itu, ia membawa gerbong sekitar seratus orang untuk bergabung dengan PPP.
Ia berharap ratusan eks Hanura itu bisa menjadi calon anggota legislatif (caleg) dari PPP di Pemilu 2024. Dia percaya orang-orang itu bisa memenangkan PPP pada 2024.
Meski begitu, Wiranto tidak ikut mendaftar ke PPP. Dia mengaku masih harus membantu Presiden Joko Widodo di pemerintahan.
"Saya sementara akan tetap bekonstentrasi untuk membantu Presiden, memberikan nasihat dan pertimbangan yang beliau perlukan sehingga saya tidak atau belum terikat dengan satu partai politik," ucapnya.
Wiranto merupakan tokoh kunci dalam pembentukan Partai Hanura pada November 2006 silam. Wiranto membidani lahirnya Partai Hanura usai pensiun dari militer.
Pada Pilpres 2009, Wiranto sempat maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Jusuf Kalla. Namun, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang memenangkan kontestasi.
Terbaru, Wiranto dikabarkan bakal bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) jelang Pemilu 2024. Namun, hingga saat ini belum dideklarasikan secara resmi. Wiranto juga masih menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.