Djawanews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memanfaatkan energi potensial aliran air untuk memutar turbin dan menyalakan generator. Teknologi ini lama dikenal sebagai tulang punggung energi bersih karena tidak membakar bahan bakar.
Namun, seperti teknologi lain, ada sisi terang dan sisi yang perlu diwaspadai. Di bawah ini rangkuman redaksi mengenai Kelebihan dan Kekurangan PLTA.
Kelebihan dan Kekurangan PLTA, Dari Biaya Operasi Hingga Iklim
Kelebihan. Pertama, terbarukan dan rendah emisi saat operasi. Air yang jatuh melalui penstock memberi dorongan stabil pada turbin, sehingga efisiensi tinggi dapat dicapai. Kedua, andal. Cadangan air di waduk membuat PLTA tidak terlalu bergantung cuaca harian, berbeda dengan angin atau surya.
Ketiga, fleksibel. Unit dapat naik-turun daya dengan cepat untuk menopang beban puncak. Keempat, biaya operasi relatif murah dan umur infrastruktur panjang. Kelima, manfaat ikutannya: waduk bisa menunjang irigasi, pengendalian banjir, hingga rekreasi.
Kekurangan. Dampak lingkungan tak bisa diabaikan. Bendungan mengubah aliran sungai, memengaruhi migrasi ikan, sedimen, dan kualitas habitat. Di sejumlah lokasi, kebutuhan lahan menuntut relokasi permukiman.
Biaya investasi awal besar, proses perizinan panjang, dan risiko keterlambatan konstruksi tinggi. Selain itu, perubahan iklim berpotensi mengganggu pola curah hujan dan debit sungai; saat kering berkepanjangan, produksi listrik bisa menurun.
Di tengah dorongan transisi energi, PLTA tetap relevan sebagai sumber daya bersih yang mampu menjaga kestabilan jaringan. Kunci suksesnya ada pada perencanaan lokasi, kajian lingkungan yang ketat, serta tata kelola daerah aliran sungai.
Kelebihan dan Kekurangan PLTA harus ditimbang bersamaan: pasokan bersih dan andal, tetapi menuntut mitigasi dampak ekologi, sosial, dan risiko iklim agar manfaatnya berkelanjutan.
Demikian informasi seputar kelebihan dan kekurangan PLTA. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.