Djawanews.com – Kasus kebakaran Taman Nasional Bromo berlangsung selama kurang lebih 24 jam. Kebakaran tersebut telah menghanguskan lahan seluas 14 hektare di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru(TNTBTS), Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kepala Seksi Humas dan Data TNBTS, Sarif Hidayat menjelaskan bahwa kebakaran terjadi pada dua titik lokasi. Kedua lokasi tersebut yakni di Resort Suban Trisula dan Resort Gunung Penanjakan, di blok Pondok Kawat.
"Empat hektare di Lundanabam. 10 hektare-nya di Pondok Kawat," kata Sarif pada Rabu(13/10).
Sarif mengungkapkan bahwa pihaknya masih mengidentifikasi penyebab kebakaran, namun ia juga menjelaskan kalau kebakaran Taman Nasional Bromo memang kerap terjadi setiap tahun. Menurut dugaannya, penyebab kebakarannya tak jauh berbeda dari sebelum-sebelumnya.
Kebakaran Taman Nasional Bromo Biasa Disebabkan Musim Kemarau Panjang
Sarif menyebutkan penyebab kebakaran bisa rutin terjadi dikarenakan musim kemarau. Sebab, kebakaran hutan terjadi di lahan lahan yang ditumbuhi oleh vegetasi yang cepat kering, seperti semak-semak dan alang-alang.
"2019, di 2018, di 2017 juga hampir tiap tahun mungkin ya mbak di musim kemarau dengan kondisi kekeringan. Jadi di sana memang kalau musim kering itu jadi cepat sekali. Apalagi semak-semak belukar cepat sekali kering," kata dia.
"Termasuk di sabana kemarin kami lakukan pemantauan juga, kondisinya kering sekali dan rawan,"imbuhnya.
Sarif menjelaskan, akibat dari kebakaran Taman Nasional Bromo mengakibatkan kerugian ekosistem. Ia menyebut, aktivitas satwa dan flora terganggu. Sarif menegaskan kalau lokasi kebakaran merupakan habitat burung dan satwa lainnya.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.