Djawanews.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar, digeruduk sejumlah demonstran. Aksi demonstrasi itu terjadi berkaitan dengan kudeta militer yang masih berlangsung di negara tersebut.
Peristiwa di depan gedung KBRI Yangon ini diberitakan terjadi karena Indonesia sedang berkampanye di antara negara anggota ASEAN untuk mendukung pemilihan baru yang diminta oleh dewan militer ilegal.
Terkait hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dengan tegas membantah pernyataan tersebut.
"Posisi Indonesia tidak pernah berubah, posisi Indonesia tetap sama," tegas Teuku Faizasyah.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia sudah mengeluarkan satu pernyataan yang sangat jelas terkait perkembangan politik di Myanmar dan penggunaan prinsip-prinsip yang terkandung dalam piagam ASEAN. Di antaranya komitmen pada hukum pemerintahan yang baik serta prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.
"Indonesia juga menggarisbawahi bahwa perselisihan tentang hasil pemilihan umum kiranya dapat diselesaikan dengan mekanisme hukum yang tersedia untuk mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai tantangan dan permasalahan yang ada," jelas Faizasyah.
"Sehingga tidak semakin memperburuk situasi di Myanmar jadi yang ingin kami garis bawahi telah kita mengeluarkan statement terhadap perkembangan politik Myanmar," jelasnya lebih lanjut.
Faizasyah menyimpulkan bahwa demonstrasi yang terjadi di depan KBRI Yangon adalah akibat dari adanya kesalahpahaman dari pemberitaan yang beredar.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.