Djawanews.com - Adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran di El Salvador kacau balau. Muncul berbagai gangguan teknis, bahkan nilai Bitcoin juga mengalami penurunan. Kekacauan ini bahkan diperparah dengan protes masyarakat.
Masalah pertama muncul dari adopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran adalah aplikasi dompet Bitcoin, Chivo Wallet. Dompet Bitcoin ini dibesut oleh pemerintah El Salvador, namun tak berjalan dengan baik.
Aplikasi ini tak tersedia di toko aplikasi besar dan hanya muncul di platform Apple dan Huawei. Masalah lainnya adalah harga Bitcoin yang melemah.
Data Coinbase menyebutkan angka Bitcoin turun hingga 19%. Nilai awalnya adalah 53 ribu dollar AS, sekarang turun mendekati 46 ribu dollar AS.
Protes masyarakat pecah akibat hal ini. Ratusan orang berbaris menentang Bitcoin sebagai alat pembayaran negara itu.
Kebijakan adopsi Bitcoin ini sendiri diinisiasi oleh Presiden Nayib Bukele. Bukele adalah pendukung aset kripto, bahkan dirinya dilaporkan bergabung dengan pendukung kripto online yang memuji McDonald's yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran.
Tak Punya Mata Uang Sendiri
Awalnya, adopsi Bitcoin ini diharapkan bisa membantu El Salvador menghindari biaya mahal untuk pengiriman uang ke luar negeri. El Salvador pun mengandalkan dollar AS lantaran tidak memiliki mata uang sendiri.
Nyatanya, menambahkan mata uang lain yang rentan terhadap perubahan nilai yang liar semakin menyulitkan anggaran pemerintah dan perencanaan pajak. Kini, adopsi Bitcoin pun berubah jadi mimpi buruk bagi El Salvador.
Masyarakat harus memutuskan apakah akan menyimpan uang dalam bentuk dollar AS atau Bitcoin. Tetapi mereka harus berhadapan dengan kenyataan bahwa nilai Bitcoin tak pernah benar-benar stabil. Sementara risiko lainnya dorongan kejahatan yang berkembang.
Sebelumnya, IMF telah memperingatkan El Salvador mengenai risiko-risiko tersebut. IMF menilai aset kripto rawan digunakan untuk tidndakan terorisme hingga pencucian uang.
"Tanpa anti pencucian uang yang kuat dan memerangi pendanaan tindakan terorisme, aset kripto dapat digunakan untuk mencuci uang haram, mendanai terorisme, dan menghindari pajak. Mata uang ini juga dapat menimbulkan risiko terhadap sistem keuangan, keseimbangan fiskal, dan hubungan dengan negara asing negara dan bank koresponden," papar IMF.
IMF pun mendesak pemerintah El Salvador untuk menggunakan bentuk uang digital baru hanya jika mereka bisa dapat menjaga stabilitas keuangan, efisiensi dan kesetaraan.
Lebih jauh, imbas dari kebijakan adopsi Bitcoin ini juga telah mencoreng nama El Salvador di mata dunia. Moody's Investors Service mendorong El Salvador turun ke wilayah paling buruk. Sebab, negara di Amerika Tengah itu mengalami penurunan kualitas pembuatan kebijakan keuangan.
Salah satunya adalah keputusan El Salvador mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negaranya.