Djawanews.com - Tak sedikit cerita sukses yang dialami oleh WNI ketika tinggal di luar negeri. Seperti yang dialami empat diaspora Indonesia di Selandia Baru.
Memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-76 RI, KBRI Wellington menyelenggarakan seminar daring dengan tema “Kontribusi Diaspora Indonesia dalam Mengharumkan Nama Indonesia: Kisah Sukses Diaspora Indonesia di Selandia Baru" pada Senin, 9 Agustus lalu.
Hadir 4 pembicara dari berbagai profesi yaitu Dr. Reza Abdul Jabbar (Pengusaha Dairy Farm); Aditya Gusman (Peneliti Tsunami dan Gempa Bumi di GNS Science); Reynold Tagore (Texture Artist di WETA Digital); dan Prof. Joko Susilo (Dalang Wayang Internasional/Dosen Universitas Otago), seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri.
Ada 157 peserta dari berbagai kalangan, tidak hanya dari Indonesia dan Selandia Baru, juga dari sejumlah negara lainnya hadir di webinar ini.
Menurut Kepala Perwakilan RI di Selandia Baru, Duta Besar Tantowi Yahya, kesuksesan para narasumber sebagai diaspora Indonesia di Selandia Baru, membuktikan kualitas sumber daya manusia dari Indonesia memiliki daya saing tinggi.
Duta Besar Tantowi Yahya juga menyampaikan bahwa kesuksesan mereka juga tidak lepas dari keberanian untuk menekuni bidang-bidang yang secara teori merupakan sektor kunci di Selandia Baru.
Reza Abdul Jabbar, petani dan peternak sapi asal Pontianak, Kalimantan Barat yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Berbagai produk olahan dari sapi, seperti susu dan daging sapinya sukses menarik hati warga Selandia. Produk olahan peternakan Reza terkenal halal karena pengolahannya mengikuti syariat Islam.
Aditya Gusman adalah seorang pakar gempa dan tsunami di GNS Science, Selandia Baru, sejak tahun 2018. Aditya merupakan doktor di bidang Seismologi yang lulus dari Hokkaido University, Jepang. Ia melakukan penelitian soal tsunami bersama rekan-rekannya meliputi tsunami di Jepang, Indonesia, Selandia Baru, Chile, Meksiko, hingga Afrika. Prestasi Aditya sebagai seorang pakar yang sangat diandalkan oleh Pemerintah Selandia Baru.
Sedangkan Reynold Tagore, seniman yang menorehkan prestasi sebagai texture artist, mahir dalam membentuk patung-patung dan digital modeling dengan detail yang sangat rapi. Reynold seniman andalan di WETA Digital Selandia Baru. WETA Studio telah menghasilkan berbagai film-film besar di Amerika Serikat.
Para narasumber memberikan tips pentingnya untuk berani mengambil risiko agar dapat berhasil di negeri orang. Hal tersebut memang perlu didukung dengan kompetensi terkait dan keperluan mengidentifikasi bidang-bidang yang memang kemampuannya dibutuhkan di Selandia Baru.
Dalam webinar tersebut, Duta Besar Tantowi Yahya lebih jauh mengungkapkan kekaguman kepada para narasumber yang memiliki ketetapan hati untuk tetap berpaspor Indonesia. Hal tersebut sedikit banyak mengindikasikan keterikatan yang masih kuat dengan tanah kelahiran dan juga potensi untuk di kemudian hari kembali ke tanah air membangun bangsa menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.