Djawanews.com - 13 Agustus kemarin, jumlah orang yang divaksinasi melebihi angka 2 juta orang. Namun hari-hari berikutnya melorot bahkan hingga sangat rendah.
Apa masalahnya?
Sebagai ilustrasi setelah berhasil menembus angka 2 juta, keesokan harinya pemerintah 'cuma' sanggup menyuntik vaksin kepada 900 ribu orang lebih.
Hari ini malah lebih parah lagi. Tidak sampai 500 ribu orang berhasil disuntik vaksin.
Padahal Presiden Jokowi --dalam berbagai kesempatan-- selalu memberi instruksi agar vaksin digencarkan. Bahkan Jokowi meminta jangan pernah ada yang menyetok vaksin.
"Oleh sebab itu, saya minta vaksinasi harian terus dipercepat. Dan saat ini vaksinasi harian kita sudah mencapai 1,6 juta per hari," kata Jokowi malam tadi, Minggu 15 Agustus 2021.
Nyatanya konsistensi memang jadi barang mahal urusan vaksinasi. Apa penyebabnya?
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut penyekatan mobilitas warga sebulan terakhir ini jadi 'kambing hitam' turun naiknya jumlah vaksinasi.
"Ya karena ada pembatasan sosial pasti ada pembatasan gerak ya," kata dia kepada redaksi Djawanews.com.
"Jadi tidak bisa akselerasi cepat," sambungnya.
Lagi pula pemerintah, kata Nadia, sedang mati-matian bagaimana bisa menekan laju penyebaran COVID-19 dan memutus mata rantai penularan.