Soal Kabinet Kerja Jilid II Jokowi Menyebut Sudah Mulai Masuk Nama-nama Calon Menteri.
Presiden terpilih periode 2019-2024, Jokowi mengatakan bahwa pembentukan Kabinet Kerja Jilid II sudah mulai masuk nama-nama calon menteri.
Jokowi mengaku tak masalah jika makin banyak nama calon menteri yang disodorkan kepadanya.
“Pembentukan kabinet belum, tetapi sudah mulai masuk nama-nama calon itu, dan terus semakin banyak mengumpulkan pilihan-pilihan memilihnya akan menjadi semakin mudah,” tutur Jokowi.
Menurut Jokowi banyak nama-nama calon menteri dan semakin banyak alternative akan lebih baik.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengatakan bahwa kabiner kerja jild II mendatang akan banyak warna, tenaga muda-muda. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk merespons perkembangan zaman yang kian cepat dan energik.
Mengenai jumlah menteri dalam kabinet baru, Jokowi masih belum bisa menjawab. Dia belum menentukan apakah akan ada perampingan atau penambahan.
“Belum ada pikiran ke sana,” tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Namun menurutnya, akan ada nama-nama menteri dari kalangan anak muda. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab perkembangan dunia yang semakin dinamis.
“Sudah sering saya sampaikan akan banyak warna yang muda-muda. Sekali lagi perkembangan yang dinamis harus direspons secara cepat,” kata Jokowi.
Jokowi Ingin Menteri Pemberani
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku sudah mempersiapkan menteri yang berani untuk memimpin lembaga dan kementeriaan. Tujuannya yakni untuk meningkatkan para aparatur sipil negara (ASN).
“Oleh Sebab itu, butuh menteri-menteri yang berani,” tegas Jokowi.
Jokowi pun menghimbau kepada semua seluruh jajaran pemerintahannya untuk membangun nilai-nilai baru dalam bekerja. Dengan harapan, supaya pekerja bisa mengikuti perkembangan zaman, tentunya yang meguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
“Ini menuntut kita untuk beradaptasi pada perkembangan zaman,” ucap Jokowi.
Jokowi megaku, perlu adanya reformasi di system birokrasi Indonesia. Misalnya seperti menyerdehanakan lembaga hingga pola kerja yang tidak inovatif.
“Reformasi structural agar lembaga menjadi sederhana, semakin simple, semakin lincah. Kalau pola pikir, kalau mindset birokrasi tidak berubah, saya pastikan akan saya pangkas,” tandas Jokowi.