Djawanews.com – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun pada pertengahan Desember mendatang. Ada 3 kandidat yang berpeluang menggantikan menggantikan posisi Jenderal Andika yakni, KSAL Laksamana Yudo Margono, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengatakan jika dilihat dari profesionalisme kemiliteran, tiga kepala staf angkatan tersebut seharusnya sudah memenuhi kriteria kelayakan. Sebab, ketiganya sudah memiliki kapasitas dan kapabilitas di bidang militer.
"Ketiganya juga sudah memiliki rekam jejak bersih dan berintegritas sehingga terpilih menjadi kepada staf angkatan. Karena itu, mereka bertiga dengan sendirinya layak menjadi Panglima TNI dan tak perlu lagi dipertanyakan profesionalismenya di bidang militer," ujar Jamiluddin, Kamis, 24 November.
Hanya saja, lanjutnya, untuk menjadi Panglima TNI juga ditentukan atas pertimbangan politis dan kebutuhan. Menurutnya, dua hal ini kerap membuat ada kepala staf angkatan yang tidak terpilih menjadi Panglima TNI.
"Dari sisi politis, Yudo, Dudung, dan Fadjar sebenarnya sudah teruji. Ketiganya selama menjadi kepada staf angkatan cukup loyal terhadap presiden. Tidak terlihat ada indikasi di antara tiga kepala staf angkatan itu yang secara politis bertentangan dengan Presiden Jokowi," katanya.
Jamiluddin mengatakan, Presiden Jokowi tinggal memilih mana dari tiga kepala staf angkatan itu yang membuatnya paling nyaman. Di sinilah faktor kedekatan menjadi penentu terpilihnya salah satu kepala staf angkatan tersebut.
"Subjektifitas presiden menjadi sangat tinggi dalam memutuskan siapa yang akan diajukan menjadi Panglima TNI ke DPR," katanya.
"Sementara faktor kebutuhan, tampaknya lebih objektif. Hal ini lebih terukur sehingga lebih mudah dijelaskan kelayakan memilih Panglima TNI," sambung Jamiluddin.
Kendati demikian, menurut Jamiluddin, hingga saat ini upaya memperkuat poros maritim belum maksimal. Padahal, Presiden Jokowi berjanji akan membangun kedaulatan, kedigdayaan, dan kejayaan maritim Indonesia.
Selain itu, persoalan kemaritiman juga masih banyak persoalan. Misalnya, perbatasan Natuna dan isu Pulau Pasir juga menjadi bagian dari masalah poros kemaritiman.
Karena itu, Jamiluddin menilai, menata pertahanan kemaritiman idealnya ditangani sosok yang memiliki basic angkatan laut. Menurutnya, Laksamana Yudo Margono paling pas menggantikan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
"Yudo diharapkan dapat mewujudkan pertahanan kemaritiman yang tangguh sebagaimana yang dijanjikan Jokowi kepada rakyat Indonesia," kata Jamiluddin.