Djawanews.com – Benar kenyataannya bahwa Prabowo Subianto wajib hukumnya untuk Nyapres atau maju lagi di Pilpres 2024. Pasalnya, hanya Prabowo saja yang tersisa dan masih menjadi ikon Gerindra. Hal tersebut sama saja seperti PDIP tanpa Megawati dan Demokrat tanpa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kedua partai ini akan kehilangan pengikut.
Selain faktor sejumlah kader yang terseret kasus korupsi, Demokrat hancur ketika Susilo Bambang Yudhoyono tidak nyapres di Pemilu 2014. Sebab, enggak ada coattail effect pada pemilu sebelumnya, yaitu Pemilu 2009.
Hasil dari keikutsertaan SBY pada Pemilu 2009 adalah Demokrat meraih suara 20,4% (kursi di DPR 26,4). Kemudian pada Pemilu 2014, suara Demokrat jeblok jadi 10,9% yang berujung pada konflik internal hingga saat ini. Trakhir pada Pemilu 2019, suara Demokrat merosot lagi di angka 7,77%.
Gerindra bisa bernasib sama, jika Prabowo Subianto tidak nyalon dan suara Gerindra jeblok, maka ada kemungkinan banyak kader yang akan meninggalkan partai Prabowo itu. Di situ, wibawa Prabowo akan semakin turun dan boleh jadi konflik internal Gerindra akan mulai muncul.
Dipastikan Jika Prabowo Subianto Tidak Nyapres, Gerindra Gulung Tikar
Gerindra saat ini, adalah salah satu partai yang kepemimpinannya berbasis pada otoritas kharismatik. Sangat bergantung sosok bernama Prabowo Subianto. Jika Prabowo di Pemilu 2024 tidak nyapres atau gagal nyapres, siap-siap Gerindra terpuruk. Boleh jadi akan sejajar perolehan suaranya dengan PPP di Pemilu 2019 kemarin. Jadi partai gurem.
Memang, dalam politik, tak selalu ada banyak pilihan. Bahkan seringkali hanya tersaji satu pilihan. Termasuk nasib PKS, PPP, dan PAN di Pemilu 2024. Ketiga partai ini berisiko ketika 2024 berkoalisi dengan PDIP.
Sebab, konstituen tiga partai Islam ini sedang marah sama PDIP. Bila memaksakan diri, bisa nyungsep. Begitulah politik, tidak selalu ada pilihan leluasa. Apalagi, ada partai Gelora yang sekarang sedang membayang-bayangi PKS, dan ada Partai Ummat yang siap mengambil ceruknya PAN.
Jangka pendek, yaitu Pilpres 2024, Gerindra punya dua pilihan. Pertama, capreskan Prabowo, Gerindra selamat. Soal menang kalah, itu nomor dua belas. Yang penting dapat banyak kursi di DPR. Kedua, tidak capreskan Prabowo Subianto, siap-siap Gerindra kehilangan banyak kursi di DPR.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.