Djawanews.com – Akademisi sekaligus pengamat politik Rocky Gerung mengaku heran dengan apel pasukan TNI AD mewaspadai radikalisme yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Rocky Gerung mempersoalkan pesan Jenderal Dudung soal waspada terhadap radikalisme yang sudah menyusup sana-sini, bahkan sampai ke sekolah.
Menurutnya, publik justru akan bertanya-tanya, siapa kelompok radikal yang dimaksud oleh Jenderal Dudung dan eperti apa gerakan radikalismenya.
Rocky Gerung malah curiga jika apel pasukan itu sebagai respon persidangan kelompok oposisi yang mulai disidangkan. Yaitu sidang Munarman dan sidang ustaz Farid Okbah dan kawan-kawan yang akan dimulai.
"Apakah karena persidangan Munarman ini sudah mulai, apakah ada eskalasi radikalisme di situ. Atau apel itu untuk hadapi potensi radikalisme Islam?" tanya Rocky Gerung di kanal Youtube-nya, Rabu 26 Januari.
Tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu meminta Jenderal Dudung untuk menjelaskan siapa kelompok radikal yang dimaksud.
Diberitakan sebelumnya, Jenderal Dudung menggelar apel siaga pada kelompok radikal ini sebagai tindak lanjut dari laporan intelijen dalam rapat kerja di Kementerian Pertahanan beberapa waktu lalu.
Dalam rapat tersebut, ada laporan intelijen, kelompok radikal sudah menyusup ke mana-mana, bahkan sampai ke sekolah.
Rocky Gerung mengkritisi hal ini. Kalau informasi itu berawal dari rapat di Kementerian Pertahanan, artinya ini sudah ada koordinasi.
Menurutnya hal itu harus dijelaskan oleh Jenderal Dudung atau Menkopolhukam Mahfud MD sebagai koordinator soal keamanan dalam negeri.
"Ini yang kita mau dengar sebelum gelar apel itu dari pak Mahfud. Bagaimana itu? jangan-jangan nanti Pak Mahfud datang (beri keterangan), setelah terjadi gelar pasukan itu. Dia mau benarkan susah, mau luruskan juga susah, karena Dudung sudah bicara duluan," kata Rocky.
Rokcy berpendapat, karena radikalisme yang dimaksud ini ada dalam ancaman dalam negeri, maka yang paling pantas membicarakan dan menjelaskannya adalah Menkopolhukam.
"Ada apa gelar pasukan? yang mestijawab itu adalah bukan Dudung, dia kan cuma tugasnya pembinaan, bukan pula Panglima TNI. Ini urusan dalam negeri, kita tunggu brother Mahfud MD untuk luruskan berita ini," kata dia.