Djawanews.com – Sejak kebijakan Pembatasan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) digalakkan dari tanggal 11-25 Januari mendatang, kawasan Malioboro, Yogyakarta tidak seramai biasanya.
Pusat keramaian kota Yogyakarta ini jauh lebih lengang dengan penjagaan petugas keamanan di malam hari. Padahal, biasanya wisatawan lokal maupun mancanegara silih berganti mengerumuni salah satu magnet terbesar di Kota Gudeg tersebut.
Malioboro bahkan menjadi tujuan utama turis yang melancong ke Yogyakarta. Kendati begitu populer, namun tidak banyak yang tahu asal-usul nama kawasan ramai pengunjung ini.
Tahukah kamu, sejumlah sumber menyebut nama Malioboro merupakan salah satu kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, ‘Malybhara’ yang berarti ‘dihiasi karangan bunga’.
Sementara sumber lainnya menyebut nama Malioboro berasal dari kata Malia dan Bara. ‘Malia’ di sini berarti ‘wali’ dan ‘Bara’ berasal dari kata ‘ngumbara’ atau ‘mengembara’.
Sehingga secara etimologis ‘Maliabara’ berarti jalan para wali atau jalan keutamaan yang menuntun manusia dalam menjalani hidup. Konon hal ini erat pula kaitannya dengan sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu Jogja, Malioboro, 0 KM, Alun-alun Utara dan Selatan hingga Pantai Selatan.
Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.