Djawanews.com – Israel memutuskan hanya mengirim Duta Besarnya untuk Vatikan, Yaron Sideman, sebagai perwakilan dalam pemakaman Paus Fransiskus akhir pekan ini.
Keputusan ini kontras dengan sebagian besar negara yang mengirim kepala negara atau anggota keluarga kerajaan, menunjukkan memburuknya hubungan kedua pihak sejak perang Gaza 2023.
"Ini adalah titik terendah dalam spiral," kata seorang diplomat, yang berbicara dengan syarat anonim, melansir Reuters 24 April.
"Saya berharap kedua belah pihak dapat mengatasi perbedaan dan keluar dari ini bersama-sama," lanjutnya.
Sebelumnya, Pemerintah Israel memutuskan untuk menghapus unggahan media sosial yang menyampaikan belasungkawa atas kematian Paus.
Tak lama setelah kematian Fransiskus diumumkan pada hari Senin, akun @Israel terverifikasi yang digunakan oleh pemerintah di X menerbitkan pesan yang berbunyi: "Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat".
Pesan tersebut juga menunjukkan gambar Paus yang sedang mengunjungi Tembok Barat di Yerusalem.
Belakangan, unggahan tersebut kemudian dihapus tanpa penjelasan. The Jerusalem Post mengutip pejabat di kementerian luar negeri yang mengatakan unggahan tersebut telah diterbitkan karena "kesalahan".
Kedutaan Israel di Vatikan telah membatasi reaksi media sosialnya terhadap wafatnya Paus Fransiskus dengan mengunggah ulang pesan belasungkawa dari Presiden Israel Isaac Herzog, yang menggambarkan Fransiskus sebagai "seorang pria dengan iman yang dalam dan belas kasih yang tak terbatas".
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memimpin koalisi sayap kanan partai-partai keagamaan dan nasionalis, belum mengomentari kematian paus hingga Rabu sore.
Hubungan antara Vatikan dan Israel terus memburuk sejak militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang ke Gaza.
Lebih dari 50.000 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu, kata otoritas kesehatan Palestina, dan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk telah mengungsi.
Sebulan setelah konflik dimulai, pertikaian yang pelik terjadi mengenai apakah Paus Fransiskus telah menggunakan kata "genosida" untuk menggambarkan peristiwa di Gaza.
Warga Palestina yang bertemu dengannya mengatakan Paus menggunakan kata genosida. Sementara, Vatikan mengatakan Paus tidak menggunakannya. Pada hari yang sama, Paus bertemu dengan kerabat sandera Israel pada hari yang sama.
Setelah dimulainya perang, Duta Besar Israel untuk Vatikan saat itu, Raphael Schutz, melobi Sekretariat Negara Vatikan berulang kali pada akhir tahun 2023 dan sepanjang tahun 2024, meminta Paus untuk bersikap lebih tegas dalam mengutuk Hamas.
"Ada perbedaan sederhana, satu pihak membunuh, memperkosa dan tidak peduli dengan pihak mereka sendiri. Pihak lain terlibat dalam perang membela diri," kata Schutz pada tahun 2023.
Tahun lalu, setelah Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin mengatakan tanggapan Israel terhadap serangan Hamas "tidak proporsional", Kedutaan Israel mengeluarkan pernyataan yang menyebut komentarnya "menyedihkan".
Kedutaan kemudian meredakan kritiknya, dengan alasan kesalahan penerjemahan, tetapi hubungan tetap tegang.
Juni lalu, Uskup Agung Paul Gallagher, tampak menegur Schutz di sebuah acara yang mereka hadiri.
"Tahta Suci tidak menutup pintunya bagi siapa pun dan berusaha memahami motivasi dan perspektif setiap orang," kata Gallagher.
"Dalam hal ini, sangat dihargai ketika posisi otoritas masing-masing disampaikan tepat waktu melalui forum dan saluran diplomatik yang tepat."
November tahun lalu, Paus Fransiskus yang mengunjungi Tanah Suci pada tahun 2014, pada November lalu mengusulkan agar masyarakat global mempelajari apakah kampanye militer Israel di Gaza merupakan genosida, dalam beberapa kritiknya yang paling gamblang sejauh ini terhadap perilaku Israel dalam perangnya dengan Hamas.
Pada Bulan Januari, Paus juga menyebut situasi kemanusiaan di Gaza "memalukan", yang memicu kritik dari kepala rabi Yahudi Roma Riccardo Di Segni yang menuduh Paus Fransiskus memiliki "kemarahan selektif".
Di Segni minggu ini memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus, dengan mengunjungi jenazahnya di kapel kediaman Vatikan tempat ia meninggal.
Ia juga mengatakan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, meskipun pemakaman tersebut dilaksanakan pada Hari Sabat Yahudi.