Djawanews.com – Terkait dengan lambatnya akses internet di Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyadari dan mengakui adanya kesenjangan di Indonesia yang masih tinggi.
Sri Mulyani menyatakan jika mayoritas masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa akses internet adalah salah satu barang mewah yang sulit didapat.
"Akses internet masih menjadi kemewahan bagi sebagian orang di beberapa wilayah," jelas Sri Mulyani dalam webinar di Asian Development Bank, (21/10).
Kesenjangan akses internet dicontohkan Sri Mulyani ketika pandemi Covid-19, dan banyak siswa di pelosok kesulitan melakukan akses kegiatan belajar daring.
"Tidak semua siswa memiliki akses internet. Beberapa buta huruf, rentan kehilangan pendidikan selama pandemi, ini adalah masalah yang masih dihadapi oleh banyak negara," jelasnya.
Terkait dengan persoalan tersebut, Sri Mulyani menjanjikan jika para tahun 2021 pemerintah akan memprioritaskan anggaran untuk pembangunan infrastruktur Information and Communication Technology (ICT).
"Fiskal defisit tahun depan yang diset 5,7 persen dari PDB secara khusus untuk mengakomodir banyak prioritas, seperti proses pemulihan dari COVID, tapi yang paling penting untuk investasi ICT," jelasnya.
Sri Mulyani juga memastikan pembangunan infrastruktur ICT akan menyasar pada 12 ribu lebih desa di seluruh Indonesia, yang hingga saat ini desa-desa tersebut masih belum memiliki akses internet
Selain kebijakan Sri Mulyani dalam mengatasi internet lemot, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.