Djawanews.com – Ketua Kelompok Budidaya Garam di Pantai Sepanjang, Winarto secara tegas menolak wacana kebijakan impor garam yang dicetuskan pemerintah Indonesia.
“Potensi pengembangan garam di Indonesia sangat luas karena garis pantai yang dimiliki sangat panjang. Mosok dengan potensi yang dimiliki garam harus impor. Harusnya, dengan potensi laut yang dimiliki bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri,” jelas Winarto dikutip dari Harian Jogja.
“Optimalisasi dalam produksi bisa dilakukan dengan memberikan pendampingan secara berkelanjutan. Pendampingan dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya dalam pengelolaan. Harapannya juga didukung peralatan sehingga hasilnya dapat dimaksimalkan,” lanjutnya.
Winarto sendiri mengakui produksi garam di Pantai Sepanjang sempat berhenti.
Namun ia berupaya menghidupkan kembali, sehingga produksi garam dapat kembali berjalan.
“Untuk hasilnya produksi bagus karena satu lokasi bisa menghasilakn 100 kilogram dalam sekali panen,” katanya.
Simak terus update seputar kebijakan impor garam dan geliat petani Tanah Air lainnya. Untuk mengetahui ragam perkembangan peristiwa regional, nasional dan mancanegara terupdate, ikuti terus rubrik Berita Hari ini di warta harian Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan update lebih cepat, ikuti juga akun Instagram @djawanews.