Djawanews.com – Harta karun energi terbesar ke-2 di dunia dinyatakan berada di Indonesia, namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah. Harta karun tersebut bukan berada pada sektor pertambangan, melainkan di bidang energi baru terbarukan (EBT). Diketahui bahwa Indonesia merupakan pemilik sumber daya panas bumi terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat (AS).
Dari data penelitian Desember 2020 lalu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).
Meski memiliki cadangan harta karun energi yang besar, sayangnya apa yang dimiliki Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Buktinya, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW atau baru 8,9% dari sumber daya yang ada.
AS menduduki peringkat nomor wahid untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 MW. Selanjutnya, Indonesia 23.965 MW, Jepang 23.400 MW, Kenya 15.00 MW dan terakhir Islandia 5.800 MW.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia. Tepatnya berada di kawasan cincin api atau “ring of fire”, hal ini membuat Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar.
PLTP Harus Ditingkatkan, Harta Karun Energi Sangat Potensial Untuk Dimaksimalkan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Tanah Air diharapkan bisa lebih optimal dengan adanya cadangan yang besar ini.
“Indonesia itu second largest (terbesar kedua) setelah AS dari sisi cadangan geothermal. Dulu kalah dengan Filipina, sekarang lebih tinggi sedikit. Kita harap dengan cadangan besar, bisa dibilang 40% cadangan geothermal ada di Indonesia, kita harap geothermal tumbuh,” paparnya saat diwawancarai pada Senin. 01 Maret lalu.
Harris, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan masih ada potensi panas bumi sebesar 1.620 MW yang belum dieksploitasi dari 21 wilayah kerja panas bumi (WKP), padahal sudah dilakukan eksplorasi.
Ke depan, imbuhnya, pemerintah juga melakukan program Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) untuk meningkatkan cadangan panas bumi di Tanah Air.
“Ada 21 WKP yang sudah eksplorasi tapi belum masuk eksploitasi 1.620 MW,” ungkapanya dalam acara Energy Corner “Harta Karun Terbesar yang Diabaikan” dikutip dari laman resmi CNBC Indonesia pada Senin, 14 Juni.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki 357 titik sumber panas bumi. “Memang benar ini harta karun nomor 2 terbesar di dunia dan juga lokasi di Indonesia ada di 357 titik potensi panas bumi di Indonesia,” tuturnya.
Langkah berikutnya dalam mendorong pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia menurutnya dengan memasukkan panas bumi ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Diharapkan, kapasitas terpasang dari PLTP yang saat ini masih 2.130,7 MW, akan bertambah menjadi lebih dari 4.000 MW pada 2030 mendatang.
Perlu diketahui, kapasitas PLTP RI hingga 2020 tersebut hanya menyumbang 3,01% dari kapasitas pembangkit listrik nasional. Adapun total kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sampai 2020 sebesar 10.467 MW atau 10,4 GW. Jika total kapasitas PLTP hanya 2,1 GW, artinya dalam bauran EBT, sektor panas bumi menyumbang 20,1% pembangkit EBT. Jadi harta karun energi panas bumi ini pastinya sangat potensial untuk masa depan bukan?
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.