Djawanews.com – Ketua Olimpiade Indoneia (KOI), Raja Sapta Oktohari tak ingin menghamburkan uang terkait rencana membangun tempat promosi Olimpiade 2023 di Olimpiade Tokyo tahun depan. Alasannya, dunia sedang mengahadapi pandemi virus corona alias Covid-19.
Sebagaimana diketahui, Indonesia sedang berusaha untuk memenangkan bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Salah satu program yang pernah digaungkan KOI adalah membangun Rumah Indonesia di Tokyo.
Awalnya, rumah tersebut akan dibangun di atas tanah seluar 1.500 meter persegi, berdekatan dengan Wisma Atlet Olimpiade di Harumi, Chuo-ku, Tokyo.
Rencana itu dicetuskan sebelum wabah virus corona menyebar ke seluruh dunia dan ditetapkan sebagai pandemi.
Adapun biaya pembangunan Rumah Indonesia Tokyo diperkirakan mencapai Rp 200 miliar.
“Kita harus lebih rasional, lebih realistis, karena Covid-19 ini belum tahu bagaimana. Jadi kami tidak mau menghambur-hamburkan uang,” kata Raja Sapta Oktahari di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Rabu (15/7/2020).
Kendati demikian, Oktahari telah menyiapkan sejumlah rencana lain agar Indonesia dapat terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Namun, rencana ini tergantung pada Jepang, sebagai tuan rumah Olimpiade Tokyo.
“Rencana pertama, jika Jepang tepat waktu dan merealisasikan Olimpiadenya (23 Juli-8 Agustus 2021), maka kita harus berbuat sesuatu di sana. Itu sebagai momen untuk meyakinkan negara lain,” ujar Oktahari
“Rencana kedua, kalau tidak ada penundaan kembali, kita harus menyesuaikan. Dan rencana ketiga, jika ada hal yang tidak diinginkan sampai pembatalan, berarti harus cari pola lain. Jadi semua berbagai rencana harus dipersiapkan kerena tak ada yang tahu masalah Covid-19 ini bagaimana,” pungkas Raja Sapta Oktahari.