Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membuat sejumlah terobosan baru di sektor lalu lintas. Di antaranya, bidang penindakan dan pelayanan pembuatan Surat izin Mengemudi (SIM), electronic traffic law enforcement (e-TLE) portable dan bodycam.
E-TLE sendiri merupakan sistem yang dipergunakan untuk mencatat pelanggaran lalu lintas secara elektronik. Sedangkan Bodycam adalah kamera yang ditempatkan pada tubuh petugas. Kamera ini dilengkapi dengan fitur GPS 2 way talk dan panic button.
Bodycam berfungsi untuk merekan langsung aktvitas pelanggar serta menjadi alat kontrol institusi terhadap perilaku petugas di lapangan.
Dalam pelayanan pembuatan SIM, polisi menerapkan sistem uji praktek SIM secara elektronik yang disebut electronic driving test system (e-Drives).
Artinya, fungsi petugas sebagai pengawas dan penentu kelulusan peserta ujian SIM akan digantikan dengan sistem elektronik.
Sistem elektronik diberlakukan untuk pembuatan SIM A dan SIM C
Melansir CNN Indonesia, Kapolda Metro Jaya Inspektur Gatot Eddy Pramono mengungkapkan ada beberapa perangkat elektronik yang akan dipasang sebagai sensor di kendaraan atau di lokasi pengujian SIM pada sistem e-Drives.
Perangkat-perangkat tersebut di antaranya, sensor, radio frekuensi serta pancaran gelombang suara. Sistem elektronik inilah yang akan menentukan kelulusan peserta ujian SIM.
Perangkat tersebut secara otomatis akan mengumpulkan data dan di olah menjadi data statistik untuk dijadikan bahan penilaian kelulusan.
“Jadi yang kelulusan tidak menggunakan petugas lagi, namun sudah komputerisasi,” ujar Gatot di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Ia menambahkan, sistem e-Drives baru diterapkan di Polda Metro Jaya, dan secara bertahap akan diaplikasikan di semua Polres Wilayah Polda Metro. E-Drives hanya berlaku untuk pembuatan SIM A dan SIM C saja.
Selanjutnya, hasil pengujian dapat langsung dilihat oleh petugas dan peserta uji di lapangan melalui tablet dan layar monitor.
Gatot menyebut, sistem e-Drives akan membuat penilaian lebih akurat dan transparan karena menggunakan sistem elektronik.
“Ini meminimalisir prilaku anggota, misal ada temannya yang tidak mau ikut ujian SIM atau gagal namun diluluskan. Jadi ini kalau tidak lulus, ya tidak lulus,” terang Gatot.