Djawanews.com – Ledakan perangkat komunikasi nirkabel atau yang dikenal dengan nama penyeranta (pager) terjadi di beberapa wilayah di Lebanon. Ledakan massal ini menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 2.750 orang dilaporkan terluka, termasuk 200 diantaranya dalam kondisi kritis.
Kelompok Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang ledakan pager tersebut. Israel disebut meretas perangkat itu sehingga menyebabkan ledakan.
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Al-Abiad mengatakan bahwa ratusan orang terluka dalam ledakan masal perangkat tersebut di seluruh Lebanon.
Media Lebanon menduga perangkat tersebut meledak setelah Israel meretas sistem komunikasi. Di sisi lain, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya ikut tewas dan beberapa terluka dalam ledakan masal itu.
"Sekitar pukul 3:30 siang pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat penyeranta yang digunakan oleh berbagai anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan Anadolu, Rabu (18/9/2024).
Kelompok tersebut menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan balasan yang adil dari pihak yang tak terduga terhadap Tel Aviv.
Meski demikian, belum ada tanggapan dari Israel mengenai insiden tersebut.
Namun penasihat dekat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Topaz Luk, mengisyaratkan dalam sebuah unggahan di X bahwa Israel berada di balik ledakan perangkat radio nirkabel di seluruh Lebanon. Sayangnya dia kemudian menghapus unggahan tersebut.
Sementara, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang memisahkan perdana menteri dari unggahan penasihatnya.
Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya mendesak semua warga negara yang memiliki perangkat komunikasi penyeranta untuk segera membuangnya.
Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.