Djawanews.com - Istana merespon isu di media sosial tentang rencana pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 2. Istana membantah sebagai bentuk foya-foya karena rencana ini sudah ada sejak tahun 2019 lalu sebelum pandemi muncul.
"Pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak tahun 2019, serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono, dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Agustus.
Anggaran untuk pengerjaan ini sudah masuk ke dalam APBN. Untuk mendukung industri dalam negeri, seluruh pengerjaan dan perawatan pesawat dilakukan di Indonesia.
"Dapat pula kami tambahkan, bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," sambung Heru.
Bukan cuma Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 2 saja yang dicat. Heli Super Puma juga akan mendapat perlakuan yang sama.
"Perawatan rutin Pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," ujar Heru.