Djawanews.com – Para siswa yang mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi kedokteran untuk melepaskan bra untuk bisa mengikuti tes. Hal ini menuai kritik orangtua yang kemudian membuat laporan polisi, lantaran mengkhawatirkan kondisi mental anaknya.
Tes Masuk Kelayakan Nasional (NEET) adalah ujian masuk India untuk masuk ke perguruan tinggi kedokteran. Laporan ini terkait dengan ujian NEET di Negara Bagian Kerala, India Selatan, seperti dilaporkan beberapa media, termasuk NDTV.
Dalam ujian masuk tersebut, para siswi harus menjalani pemeriksaan keamanan yang ketat, termasuk mengikuti aturan berpakaian dan tidak membawa perhiasan, dompet, tas tangan, ikat pinggang, hingga larangan mengenakan sepatu hak.
Insiden mengejutkan itu terungkap setelah ayah dari salah satu gadis itu mengadu ke kepolisian setempat.
Menurut laporan, petugas keamanan wanita yang ditempatkan di pusat pemeriksaan di Distrik Kollam mengatakan kepada calon wanita, untuk melepas bra mereka karena kait logam membuat detektor logam berbunyi bip selama pemeriksaan keamanan.
Para siswa akhirnya melepas bra mereka, karena mereka diberitahu bahwa jika mereka tidak mematuhi ketentuan itu, mereka tidak akan diizinkan untuk mengikuti ujian.
"Apakah masa depan atau pakaian dalam Anda besar untuk Anda? Lepaskan saja dan jangan buang waktu kami," kata staf keamanan itu, menurut pengaduan yang diluncurkan oleh seorang ayah, dilansir dari Sputnik News 20 Juli.
Sementara Institut Teknologi Informasi Marthoma di mana dugaan insiden itu terjadi membantah terlibat. Adapun kepala Polisi Kollam KB Ravi mengakui bahwa pengaduan dari ayah seorang gadis telah diterima.
"Setelah pemeriksaan keamanan, putri saya diberitahu bahwa pengait pakaian dalam terdeteksi oleh detektor logam, jadi dia diminta untuk melepasnya. Hampir 90 persen siswi harus melepas bagian dalam dan menyimpannya di tempat penyimpanan. Kandidat mengalami gangguan mental saat menulis ujian," tambah ayah gadis itu.
Dikatakan, beberapa gadis menangis ketika mereka membuka kait bra mereka sebelum menulis ujian.
"Kondisi mental anak-anak ini terganggu, dan mereka tidak bisa mengikuti ujian dengan nyaman," tutup surat ayah gadis itu kepada polisi.