Djawanews.com – Viral sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pelajar dan beberapa orang guru asyik berjoget bersama di Kabupaten Sukabumi. Padahal wilayah Sukabumi masih di tengah masa PPKM Level 3 yang mengharuskan menghindari kerumunan.
Acara joget bersama tersebut berlangsung pada Senin (1/11) kemarin di SMAN 1 Cisolok. Diketahui pihak sekolah saat itu sedang merayakan hari jadinya yang ke-22. Ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan seorang guru lain yang ikut berjoget tanpa masker dengan para pelajar.
"Begini supaya clear aja ya, kebetulan hari ini milad SMAN Cisolok yang hadir dari komite, kita sudah beres sambutan dan sebagainya. Tiba-tiba ada surprise dari anak-anak kelas 12 kami lagi duduk-duduk saja dan bukan saya saja dilihat di video, ada bapak kepala (kepala sekolah), saya dan kesiswaan," kata Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Cisolok Herman Hermawan, mengutip detik.com, Senin, 1 November.
Herman mengaku awalnya ia sempat menolak. Namun karena dipaksa oleh para pelajar ia pun terpaksa ikut berjoget.
"Dipaksa oleh anak kelas 12, itu pun saya sudah meronta-ronta ya namanya kondisi sedang seperti itu sebenarnya. Tapi betul hari ini ada kegiatan SMAN Cisolok ada milad SMA Cisolok ke 22," ujarnya.
Herman mengatakan sudah memperingatkan siswa agar tidak boleh ada kerumunan dalam kegiatan tersebut.
"Kita sudah wanti-wanti, sebelum nya jangan ada kegiatan yang (menimbulkan) kerumunan-kerumunan yang banyak. Itu juga protokol sudah diterapkan ya di luar kami (muncul) surprise itu. Kami juga dipaksa toga orang itu harus ke depan malahan dari komite kan ada juga," kata Herman.
Adapun mengenai beberapa pelajar yang tidak menggunakan masker dan juga dirinya yang terlihat tidak menggunakan masker saat berjoget, Herman mengaku sebelumnya ia menggunakan masker.
"Saya selesai sambutan itu sebenarnya bawa masker waktu sambutan saya enggak, dibuka masker sudah selesai lagi minum udah beres itu tiba-tiba dikasih kejutan itu jadi spontanitas bukan sengaja, tahu lah saya juga paham sekali bahkan saya itu guru yang di sekolah ke anak-anak bukan enggak mau nerima anak bersentuhan salam, biasanya wajib itu. Saya menolak saya jelaskan bahwa bapak salah satu yang pernah kena, enggak mau terulang lagi, saya juga sebagai pendidik tahu persis. Tapi karena tadi situasi dan kondisi ke kelas ketemu tidak lepas masker. Karena situasi kondisi spontanitas itu," ucapnya.
Menanggapi hal itu, anggota Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sukabumi Andi Rahman mengatakan pihaknya sudah mengetahui soal video tersebut. Andi juga menyesalkan peristiwa itu terjadi di tengah Kabupaten Sukabumi yang masih berstatus PPKM Level 3.
"Itu kembali ke tugas pokok dan fungsi kepala sekolahnya, tapi barusan sudah ini SMAN Cisolok akan dipanggil oleh Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan itu kan provinsi ya kewenangannya," kata Andi.
Lebih lanjut Andi mengatakan pengawasan akan dikembalikan kepada Satgas COVID-19 Kecamatan.
"Nanti Satgas kecamatan akan memantau kalau sudah ada kasus, tim tracer kecamatan kan sudah ada. Pasti akan dipantau, kalau sudah kerumunan begitu akan dipantau kalau ada kasus satu saja ya semua akan ditest," tutupnya.