Djawanews.com – Tanggal 22 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Tanggal ini merujuk pada saat dikeluarkannya Resolusi Jihad, yang merupakan fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di antaranya telah melahirkan peristiwa heroik pada 10 November 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Semangat perjuangan itu masih dirasakan dan terus diupayakan meski dalam bentuknya yang berbeda. Pemaknaan terhadap perjuangan di masa lalu dan saat ini tentu saja tidak sama. Kontekstualisasinya dapat diwujudkan dalam bentuk apa saja dan bagaimana saja tergantung pada pemaknaan masing-masing lembaga dan wilayah.
Semangat ini dimaknai oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Yogyakarta dengan mengangkat tema Hari Santri, “Santri Membumi: Nggandeng, Nggendong, Nggendung.” Tema ini diselaraskan dengan visi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam program “Nggandeng Nggendong”. Hal ini merupakan bentuk sinergi antara ormas dan pemerintah untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Pada tahun ini, gelaran Hari Santri oleh PCNU Kota Yogyakarta terlihat berbeda. Jika biasanya diselenggarakan upacara dan disambung dengan pengajian umum, kali ini upacara digelar secara online dan penuh dengan kegiatan budaya. Diselenggarakan dari hari Senin hingga Sabtu, 19 - 24 Oktober 2020.
“Tahun ini penyelenggaraannya berbeda. Kita menyesuaikan kondisi pandemi dan harus ketat dengan protokol kesehatan. Selain itu, akan banyak diisi dengan kegiatan semaan Al-Qur’an, webinar, dan pertunjukan seni budaya. Ternyata, potensi budaya di Kota Yogyakarta sangat banyak dan ini menjadi peluang bagi kita untuk mengembangkannya,” kata Dr. Yazid Effendi selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kepanitiaan Hari Santri kali ini dipasrahkan kepada PC Lembaga Seni dan Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Kota Yogyakarta, sehingga bentuknya menjadi berbeda.
Feri Ludiyanto M.Sn. selaku ketua Lesbumi Kota Yogyakarta mengatakan bahwa pemaknaan Hari Santri kali ini diambil dari sisi budaya. Menjelaskan tentang tema yang diangkat, Feri mengatakan bahwa Nggandeng merupakan representasi Santri yang memiliki inisiatif “nggandeng”, manusia yang mengamalkan hasil belajarnya untuk menggandeng: yang belum bisa dan yang belum mampu agar bisa dan mampu bersama secara beradab.
Sementara Nggendong merepresentasikan santri sebagai manusia yang kuat “nggendong” baik fisik dan mental. Manusia yang berjiwa gotong royong di tengah masyarakat dalam berbagai situasi untuk menumbuhkan ukhuwah wathoniyah. Untuk Nggendung merupakan representasi santri sebagai manusia yang siap maju dan siap membuat kemajuan dan mengisi dengan kemampuan adab dan ilmunya bersama masyarakat.
“Tema itu kemudian kita breakdown menjadi berbagai kegiatan, ada seminar dalam bentuk webinar, upacara hari santri, pentas seni, workshop kreatif, dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan dibagi dalam 5 hari penyelenggaraan. Tempatnya berbeda-beda. Kalau daring bisa diikuti melalui IG Lesbumi.Kota.Jogja dan akun Youtube kami. Untuk Acara Pembukaan di Gedung DPD RI, di lokasi sanggar atau komunitas pengisi acara, dan di sekretariat Lesbumi di Rumah Budaya Siliran,” kata Feri selaku ketua panitia.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini berusaha merangkul seluruh elemen masyarakat, baik masyarakat NU sendiri maupun masyarakat luas. Menurutnya, kebudayaan bersifat lentur dan karenanya harus dimanfaatkan untuk merangkul semua elemen, sebagaimana pemaknaan yang telah disampaikan dalam tema yang diangkat. Terkait pembukaan Hari Santri PCNU Kota Yogyakarta di Gedung DPD RI, Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. sebagai anggota DPD RI asal Yogyakarta, menyambut baik penyelenggaraan tersebut.
“Saya senang Hari Santri diselenggarakan di sini. Perayaan ini merupakan bagian dari aktualisasi dan kontekstualisasi peran santri di masyarakat. Tetapi harapannya tidak hanya sebagai perayaan, namun semangat kesantrian ini juga harus menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata pria yang akrab disapa Gus Hilmy itu.
Untuk mendapatkan berita terkini tentang Hari Santri Nasional dan berita Jogja lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.