Djawanews.com – Ada desas-desus yang menyebutkan bahwa masalah harga minyak goreng adalah kekeliruan dan masalah dari pemerintah. Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal E Halim mengungkapkan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) keliru dalam menangani krisis minyak goreng (migor).
Terakhir, harga migor dilepas ke mekanisme pasar, bukan ke keekonomian. Rizal mengatakan, krisis migor saat ini menggelikan karena harga naik biasanya akibat permintaan yang melonjak dan pasokan terganggu. Sementara, lanjut dia, pasokan justru aman bahkan berlebih.
Gejolak harga minyak goreng saat ini telah memberatkan kelompok masyarakat menengah ke bawah. Bahkan, bisa menekan kelompok masyarakat di garis kemiskinan masuk ke kelompok miskin.
“Kami di BPKN menilai kedua kebijakan yang diambil Kementerian Perdagangan (Kemendag) adalah keliru, baik yang pertama maupun kedua. Seharusnya kita menggunakan HET dan DMO yang nggak hanya di atas kertas tetapi harus menguasai fisiknya,” kata Rizal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI bersama KPPU dan BPKN di Jakarta pada Kamis, 31 Maret.
Pemerintah Pernah Janjikan Harga Minyak Goreng Bakal Turun Secara Bertahap
Rizal juga menambahkan pemerintah seharusnya juga bisa melakukan perhitungan matang karena gejolak bukan dipicu gangguan di dalam negeri. “Idealnya pemerintah melakukan tawar-menawar dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit, sebab 98% penggunaan tanah untuk perkebunan itu adalah milik negara melalui mekanisme HGU perkebunan. Artinya pemerintah bisa melakukan bargaining (tawar-menawar),” kata Rizal.
Namun yang terjadi, Kemendag menerbitkan kebijakan DMO 20 bahkan 30% tapi tanpa menguasai fisik. “Hanya di atas kertas. Kalau pemerintah bisa menguasai fisik dari DMO 20% saja, kebutuhan domestik selesai, nggak akan ada gejolak. Dan ekspor pun bisa tetap berkalan lebih baik karena harga yang meningkat,” kata Rizal.
Saat membuka RDP, Wakil Ketua Komisi IV DPR Aria Bima menyoroti harga minyak goreng kemasan saat ini yang berkisar Rp24.000 - 26.000 per liter. “Padahal kata Menteri Perdagangan keekonomian kemasan itu Rp21.000 per liter,” kata Aria Bima.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.